Peneliti Sebut Wabah Cacar Monyet Didorong oleh Seks di Antara Pria

Kasus cacar monyet meningkat menjadi hampir 16.000 kasus di seluruh dunia.

(CDC via AP)
Foto yang dipasok CDC pada 1997 memperlihatkan kulit lengan kanan dan dada seorang pasien ditumbuhi lesi cacar monyet. Selama lesi masih ada, pasien cacar monyet masih bisa menularkan penyakitnya.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penelitian terbaru menunjukkan wabah cacar monyet atau monkeypox global tersebar terutama didorong oleh hubungan seks antara laki-laki. Hasil ini ditemukan setelah menganalisis sejumlah besar kasus virus di berbagai tempat. 

Baca Juga


Wabah itu diyakini para ahli epidemiologi awalnya dimulai pada pertemuan pertengahan musim semi, antara pria gay dan biseksual di Eropa. Sejak itu,  para ahli terus khawatir dengan kasus yang membengkak menjadi hampir 16.000 kasus di seluruh dunia.

Sekarang spesialis penyakit menular sedang mengembangkan pemahaman yang semakin halus tentang saluran utama penularan cacar monyet, serta pola perjalanan penyakit yang khas.

"Data ini menunjukkan dengan jelas fakta bahwa infeksi sejauh ini hampir secara eksklusif terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria," kata seorang ahli epidemiologi di Brown University, Jennifer Nuzzo dalam penelitiannya yang diterbitkan di New England Journal of Medicine dilansir dari NBC News, Sabtu (23/7/2022).

"Presentasi klinis dari infeksi ini menunjukkan bahwa penularan seksual, bukan hanya kontak fisik yang dekat, dapat membantu menyebarkan virus di antara populasi ini. Studi multinegara yang besar ini memberikan kumpulan data klinis dan demografis terlengkap tentang kasus cacar monyet yang terjadi di luar daerah endemik,” tambahnya. 

Tidak ada yang meninggal karena infeksi cacar monyet di luar Afrika selama wabah ini. Bagi banyak orang, penyakit ini relatif ringan dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu tanpa memerlukan intervensi medis. Namun, makalah baru melaporkan bahwa cacar monyet dapat menyebabkan rasa sakit yang begitu hebat sehingga sebagian besar orang dengan virus memerlukan rawat inap untuk manahan rasa sakit.

“Kami telah melihat pasien dengan nyeri dubur parah yang memburuk setiap kali mereka pergi ke kamar mandi, nyeri genital setiap kali mereka buang air kecil dan sakit tenggorokan setiap kali mereka menelan,” kata spesialis penyakit menular di Departemen Kedokteran Universitas Columbia, Dr. Jason Zucker. 

 

 

Sementara di Amerika Serikat, kasus monkeypox yang dikonfirmasi telah meningkat secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir, menjadi 2.593 pada pekan lalu. Para ahli penyakit menular khawatir bahwa virus tersebut akan menjadi endemik di AS dan di seluruh dunia. Pemerintahan Biden telah menjadi sasaran kritik keras oleh para aktivis dan komunitas kesehatan masyarakat bahwa lembaga kesehatannya gagal bertindak cukup cepat untuk membendung wabah. 

Peningkatan tajam baru-baru ini dalam diagnosis cacar monyet AS dapat didorong sebagian oleh peningkatan pengujian, terutama setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit membawa lima perusahaan pengujian komersial selama dua pekan terakhir.

Pakar kesehatan masyarakat juga berteori bahwa pertemuan besar LGBTQ Pride pada bulan Juni mungkin telah memfasilitasi penularan virus. Mengingat masa inkubasi infeksi, masyarakat sekarang mungkin melihat efek hilir yang dihasilkan dari hubungan seksual pada akhir Juni dan awal Juli.

Untuk studi baru, konsorsium sejumlah peneliti mengumpulkan data pada 528 kasus cacar monyet yang didiagnosis antara 27 April dan 24 Juni di 43 lokasi di 16 negara. Kasus-kasus ini termasuk 84 orang (16 persen) di Amerika dan 444 (84 persen) di Eropa, Israel dan Australia.

 

Semua kasus terjadi di antara laki-laki, termasuk satu laki-laki transgender, 98 persen di antaranya diidentifikasi sebagai gay atau biseksual. Temuan demografis yang mencolok ini sesuai dengan data tentang wabah dari seluruh dunia, seperti laporan terbaru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris yang menemukan bahwa dari 699 kasus cacar monyet yang informasinya tersedia, 97 persen adalah gay, biseksual atau laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler