3 Gejala Berat Cacar Monyet Muncul Setelah WHO Tetapkan Jadi Darurat Kesehatan Global

Lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet tersebar di berbagai negara.

CDC via AP
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo. Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini belakangan saat ini memang ditemukan pada kelompok pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria. Akan tetapi, cacar monyet tak hanya eksklusif ditemukan pada kelompok ini saja.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cacar monyet telah dideklarasikan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tak lama setelah penetapan ini diumumkan, peneliti menemukan bahwa wabah cacar monyet yang terjadi saat ini bisa memunculkan tiga gejala berat.

Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sudah ada 16.836 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di dunia per Jumat kemarin. Berdasarkan studi terbaru dalam New England Journal of Medicine, wabah cacar monyet yang terjadi saat ini memunculkan beberapa gejala klinis baru.

Studi yang dilakukan oleh sekelompok klinisi internasional ini didasarkan pada 528 kasus cacar monyet yang terjadi di 43 situs. Data-data dalam studi ini dikumpulkan dalam periode 27 April - 24 Juni 2022.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, tim peneliti menemukan bahwa gejala-gejala cacar monyet pada wabah kali ini tampak mirip dengan gejala infeksi menular seksual (IMS). Kemiripan ini bisa dengan mudah memicu terjadinya kesalahan diagnosis.

Sebagai contoh, beberapa gejala baru yang ditemukan dalam wabah cacar monyet kali ini adalah munculnya lesi tunggal di area genital dan luka di area mulut, atau nyeri di area anus. Kemunculan lesi tunggal di area genital ditemukan pada satu dari 10 pasien, sedangkan 15 persen pasien mengalami keluhan nyeri pada anus atau rektum.

Gejala-gejala baru ini juga bisa membuat pasien mendapatkan penanganan yang tidak tepat. Pada sebagian pasien, munculnya gejala pada mulut dan anus membuat mereka dirujuk untuk mendapatkan perawatan pengelolaan rasa nyeri dan kesulitan menelan.

Oleh karena itu, gejala klinis baru dari cacar monyet perlu dikenali dan disosialisasikan kepada semua tenaga kesehatan profesional. Dengan begitu, mereka bisa mengidentifikasi dan menangani wabah cacar monyet saat ini. Kesalahan diagnosis bisa membuat cacar monyet terlambat dideteksi dan penyebaran penyakit semakin sulit dikontrol.

"Rangkaian kasus (cacar monyet) yang benar-benar mendunia ini memungkinkan dokter dari 16 negara untuk berbagi pengalaman klinis ekstensif mereka dan banyak foto klinis untuk membantu dokter lain di wilayah-wilayah yang memiliki sedikit kasus," jelas profesor di bidang pengobatan HIV dari Queen Mary University of London sekaligus direktur SHARE Collaborative, Chole Orkin, seperti dilansir Express, Senin (25/7/2022).

Berdasarkan temuan terbaru ini, Orkin mengatakan definisi kasus cacar monyet perlu diperluas. Dengan begitu, gejala-gejala baru yang ditemukan dalam wabah kali ini bisa ditambahkan ke dalam daftar gejala klinis cacar monyet.

Baca Juga


Menurut Orkin, tiga gejala baru, yaitu luka pada mulut, luka pada mukosa anal, dan lesi tunggal bisa muncul dalam kondisi yang berat. Bila hal ini terjadi, pasien bahkan bisa membutuhkan layanan rawat inap di rumah sakit.

"Jadi, penting untuk menegakkan diagnosis (yang tepat)," ungkap Orkin.

Meski memiliki kemiripan gejala dengan infeksi menular seksual, konsultan dokter di bidang kesehatan seksual Dr John Thornhill menekankan bahwa cacar monyet bukan penyakit infeksi menular seksual. Sebab, cacar monyet bisa ditularkan melalui berbagai bentuk kontak fisik, bukan hanya lewat kontak seksual.

 

Asal usul cacar monyet. - (Republika)


Faktanya, saat ini kebanyakan kasus cacar monyet memang ditemukan pada kelompok pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria. Akan tetapi, cacar monyet tak hanya eksklusif ditemukan pada kelompok ini saja.

Semua orang bisa memiliki peluang tertular cacar monyet bila berkontak erat dengan penderita. Tim peneliti juga menemukan keberadaan virus penyebab cacar monyet, monkeypox, di sebagian besar sampel mani dari para pasien. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut terhadap temuan ini untuk bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Salah satu upaya untuk mengendalikan wabah cacar monyet yang ada saat ini adalah lewat vaksinasi. Salah satu negara yang sudah memulai program vaksinasi untuk wabah cacar monyet adalah Inggris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler