Belanda Mulai Gulirkan Program Vaksinasi Cacar Monyet
Warga Belanda yang dianggap paling berisiko terpapar menjadi prioritas vaksinasi.
REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM – Belanda telah memulai program vaksinasi cacar monyet di negaranya, Senin (25/7/2022). Warga yang dianggap paling berisiko terpapar atau terinfeksi akan menjadi prioritas.
Institut Nasional Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Belanda (RIVM) mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Amsterdam dan Dinas Kesehatan Kota Den Haag telah memulai vaksinasi cacar monyet.
"Vaksinasi hanya dimungkinkan jika Anda telah menerima undangan pribadi dari Layanan Kesehatan Masyarakat Kota (GGD) atau pusat pengobatan HIV,” kata RIVM dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu Agency.
RIVM mengungkapkan, pada hari pertama, 50 orang akan divaksinasi di Dinas Kesehatan Kota Amsterdam. Selanjutnya, dinas kesehatan tersebut akan memvaksinasi 100 orang setiap harinya.
Menurut RIVM, vaksin bakal diberikan dalam dua dosis. Dosis kedua diberikan empat pekan setelah suntikan pertama.
Sejauh ini, Belanda sudah mencatatkan 712 kasus cacar monyet. Komisi Eropa telah menyetujui penggunaan vaksin Imvanex buatan perusahaan bioteknologi asal Denmark, Bavarian Nordic, untuk vaksinasi dalam rangka pencegahan penyebaran monkeypox atau cacar monyet di Benua Biru.
Kabar tentang persetujuan itu diumumkan Bavarian Nordic, Senin. Mereka mengungkapkan, persetujuan itu berlaku di semua negara anggota Uni Eropa serta di Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia.
"Ketersediaan vaksin yang disetujui dapat secara signifikan meningkatkan kesiapan negara-negara untuk memerangi penyakit yang muncul, tetapi hanya melalui investasi dan perencanaan terstruktur dari kesiapan biologis,” kata Kepala Eksekutif Bavarian Nordic, Paul Chaplin.
Sebelumnya, Uni Eropa hanya menyetujui vaksin Bavarian untuk mengobati cacar. Namun, pekan lalu, European Medicines Agency (EMA) merekomendasikan vaksin tersebut untuk penanganan wabah cacar monyet di Benua Biru.
Amerika Serikat (AS) dan Kanada sudah terlebih dulu memberi persetujuan serupa. WHO telah menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada Sabtu (23/7/2022) lalu.
WHO sudah mengonfirmasi setidaknya 16 ribu kasus penyakit tersebut di lebih dari 75 negara. "Meskipun saya menyatakan PHEIC, untuk saat ini wabah (cacar monyet) terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Kendati dinyatakan sebagai PHEIC, menurut Ghebreyesus, risiko wabah cacar monyet moderat secara global, kecuali di Eropa. Ghebreyesus mengungkapkan, risiko penyebaran atau penularan penyakit tersebut tinggi di Benua Biru.