Gejala Omicron BA.5 Paling Menyakitkan Menurut Dokter
Omicron BA.5 menginfeksi orang yang kebal terhadap bentuk awal omicron.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 omicron BA.5 merupakan "spin-off" dari omicron terbaru yang menjadi penyebab utama dalam lonjakan kasus di seluruh Inggris. Lebih dari empat juta warga Inggris diperkirakan mengalami gejala Covid-19 sekarang.
Untungnya, total rawat inap dan kematian bisa dicegah berkat tingkat vaksinasi yang tinggi dan antibodi alami dari penyintas. Namun, omicron BA.5 menginfeksi orang yang kebal terhadap bentuk awal omicron dan varian lainnya.
Salah satu laporan yang paling spesifik datang dari seorang dokter perawatan kritis dan spesialis penyakit paru-paru, dr Mike Hansen, yang sering bersuara selama pandemi. Dalam video Youtube terbarunya, dr Hansen mengingat pengalamannya sendiri baru-baru ini setelah dites positif terinfeksi BA.5, dan menjelaskan seperti apa gejala dan pemulihannya.
Salah satu gejala yang menyerangnya sangat menyakitkan. Beberapa hari setelah menghadiri konser, ia mulai merasakan gejala seperti Covid-19 yakni kelelahan, demam, sakit tenggorokan, pilek, dan batuk. “Bagian terburuknya ada di tiga hingga empat hari pertama (sama seperti gejala Covid pada umumnya),” kata dia.
Yang paling menyakitkan adalah sakit tenggorokan, bahkan ia kesulitan untuk menelan air liurnya sendiri. Dia mencatat, sakit tenggorokan masih menjadi gejala yang relatif tidak umum. Namun, ada bukti anekdotal yang meningkat bahwa banyak orang mengalami sakit tenggorokan setelah tertular varian omicron BA.5. Data dari jutaan kontributor aplikasi ZOE Health Study menunjukkan sakit tenggorokan menjadi gejala yang semakin umum.
ZOE mengumpulkan data dari jutaan pengguna selama pandemi. Menurut data ZOE, sakit tenggorokan sekarang menjadi gejala Covid-19 yang sangat umum untuk semua kelompok umur.
“Rata-rata, tujuh dari sepuluh orang dewasa yang sudah vaksin dua atau tiga, akan mengalami sakit tenggorokan saat terinfeksi varian omicron,” kata peneliti ZOE.
Selama semua gelombang Covid-19, sakit tenggorokan menjadi gejala awal corona, biasanya muncul pada pekan pertama dan membaik dengan cukup cepat. Terasa lebih buruk pada hari pertama infeksi, tetapi membaik pada setiap hari berikutnya.
“Rata-rata, sakit tenggorokan bisa berlangsung lima hari. Jika sakit tenggorokan bertahan lebih dari lima hari, itu mungkin bukan Covid-19," kata tim ZOE.
Mereka menemukan pada gelombang sebelumnya, sakit tenggorokan kemungkinan besar terjadi bersamaan dengan banyak gejala Covid-19 lainnya. Orang-orang melaporkan sakit tenggorokan dengan berbagai kombinasi gejala.
Jika sakit tenggorokan, itu bisa jadi Covid-19, terutama jika memiliki gejala seperti pilek dan gejala lainnya. Menurut NHS, gejala Covid-19 pada orang dewasa meliputi:
• Suhu tinggi atau menggigil–suhu tinggi maksudnya terasa panas saat menyentuh dada atau punggung (tidak perlu mengukur suhu)
• Batuk yang terus menerus – ini berarti batuk dengan intensitas sering selama lebih dari satu jam atau lebih dalam 24 jam
• Kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa
• Sesak napas
• Merasa lelah
• Tubuh nyeri
• Sakit kepala
• Hidung tersumbat atau berair
• Kehilangan selera makan
• Diare
“Cobalah untuk tetap di rumah dan hindari kontak dengan orang lain jika memiliki gejala Covid-19. Berhati-hatilah untuk menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang berisiko lebih tinggi sakit parah akibat Covid-19,” kata NHS menjelaskan.