Tingkatkan Kewaspadaan: Kasus Covid-19 Naik 15 Kali Lipat, Kematian Juga Meningkat

Kasus positif covid mingguan saat ini naik sangat tinggi jika dibandingkan awal Juni.

ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 penunjang (booster) Sinopharm sebelum disuntikkan kepada penyandang disabilitas di kantor kecamatan Klojen, Malang, Jawa Timur, Kamis (4/8/2022). Vaksinasi dosis ketiga tersebut diadakan sebagai upaya meningkatkan capaian vaksinasi booster di Jawa Timur yang menurut catatan Dinas Kesehatan Jatim masih berjumlah 7,068 juta orang atau sekitar 22 persen dari total penerima berjumlah 31,8 juta jiwa.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Dian Fath Risalah, Antara

Baca Juga


Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kasus positif Covid-19 mingguan di Indonesia meningkat hingga 15 kali lipat dalam dua bulan terakhir. Wiku pun meminta masyarakat tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan (prokes).

"Kasus positif mingguan di pekan ini tercatat sejumlah 38 ribu lebih, sangat tinggi jika dibandingkan dengan awal Juni 2022 yang hanya 2.000 kasus saja," kata dia saat menyampaikan keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Sebanyak lima provinsi penyumbang tertinggi kasus positif mingguan bergeser dari pekan sebelumnya. Pada pekan ini Kalimantan Selatan menduduki lima provinsi tertinggi mencapai 610 kasus menjadi urutan kelima setelah DKI 19 ribu kasus, Jawa Barat 7.000 kasus, Banten 4.000 kasus dan Jawa Timur 2.000 kasus.

Namun demikian, Wiku mengatakan, laju kasus Covid-19 di Indonesia masih relatif lebih rendah jika dibandingkan empat negara tetangga, yakni Jepang, Korea Selatan, Australia dan Singapura. Per 31 Juli 2022, jumlah kasus di Jepang mencapai lebih dari satu juta kasus, Korsel 500 ribu kasus lebih, Australia hampir 300 ribu kasus dan Singapura mencapai 54 ribu kasus dalam sepekan.

Wiku mengatakan, kenaikan kasus positif diiringi dengan peningkatan kasus kematian meski tidak signifikan dibandingkan dengan kenaikan kasus positif. Pada pekan terakhir terdapat 91 kasus kematian yang meningkat tajam dibandingkan pekan sebelumnya yang berkisar 40 kematian.

Sempat nol kasus kematian pada 24 Juni 2022, angka kematian harian Covid-19 di Indonesia kembali menanjak dan menembus dua digit hingga kini. Jika peka lalu angka kematian harian Covid-19 tercatat di angka belasan, pada Selasa (2/8/2022) angka kematian sempat mencapai 24 orang dalam sehari.

Menurut Wiku, DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang angka kematian terbanyak dalam sebulan mencapai 29 jiwa. Disusul Jawa Barat 11 kematian dan sisanya kurang dari tujuh kematian.

"Angka keterisian tempat tidur perawatan pasien di rumah sakit mulai mengalami peningkatan. DKI jadi yang tertinggi 12,93 persen, Kalimantan Selatan 12,79 persen dan Banten 11,85 persen," katanya.

 

 

Epidemiolog Indonesia dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman, menekankan, adanya peningkatan angka kematian menandakan ada kegagalan dalam deteksi dini dalam upaya pencegahan memutus penularan Covid-19.

"Angka kematian ini sangat serius, indikator keparahan situasi. Artinya banyak kegagalan, Banyak kasus tidak terdeteksi, gagal banyak pasien yang dirujuk dan gagal ditangani itu artinya kita harus tingkatkan deteksi dini, serta 3T yang lemah harus ditingkatkan," ujar tutur Dicky kepada Republika, Kamis (4/8/2022).

Dicky pun mengingatkan kasus Covid-19 di Indonesia masih jauh dari puncak infeksi. "Yang kita hadapi saat ini adalah BA.4, BA.5 yang kemampuan menginfeksi dan reinfeksinya sangat tinggi. Jumlah kasus bisa jadi lebih banyak dibandingkan saat gelombang Delta," ucapnya. 

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga mengajak semua pihak untuk mewaspadai tren Covid-19 akibat subvarian baru yang kini tengah melanda Tanah Air. Menurutnya, sedikitnya ada tiga alasan mengapa kita amat perlu mewaspadai tren ini.

"Pada 2 Agustus 2022 ada 24 orang warga kita yang meninggal dunia akibat Covid-19, ini adalah angka tertinggi dalam 3 bulan terakhir ini. Sejak Mei 2022 sampai Juli angkanya selalu dibawah 20 kematian," kata Tjandra yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rabu (3/8/2022).

Hal pertama yang harus diwaspadai adalah tren kecenderungan kenaikan kematian yang akan secara terus menerus. Sepanjang Juni 2022 angka kematian harian selalu di bawah 10 orang, di bulan Juli jadi di atas 10 orang dan di bulan Agustus ini melewati 20 orang.

Hal kedua yang harus diwaspadai adalah angka kematian di berbagai negara juga meningkat. Dalam sepekan terakhir angka kematian harian di Australia rata-rata adalah 94 orang, angka tertinggi negara itu selama pandemi ini.

"Jepang pada 1 Juli 2022 ada 21 orang yang meninggal karena Covid-19, dan di 1 Agustus angkanya meningkat menjadi 94 kematian, naik hampir lima kali lipat. India pada 1 Juni 2022 mencatat 5 kematian dan pada 1 Agustus 2022 naik tinggi menjadi 34 orang," rinci Tjandra.

Terakhir, sambung Tjandra, satu nyawa yang meninggal sangatlah amat berharga dan tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Karena tiga hal tersebut, maka perlunya meningkatkan kewaspadaan.

 

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah mencermati tren peningkatan kasus kematian akibat Covid-19. Salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah mempercepat  realisasi vaksin booster kesatu atau vaksinasi dosis ketiga yang saat ini masih di bawah 30 persen. 

"Pada 2 Agustus 2022, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir, yakni 24 orang. Sementara kasus aktif Covid-19 ada 49.048. Jumlah ini naik 1.239 kasus dibandingkan sehari sebelumnya. Kita harus waspadai ini agar tidak semakin melonjak," kata Netty dalam keterangan tertulisnya, Kamis. 

"Cakupan vaskinasi booster kesatu masih di angka 27 persen. Angka ini masih jauh dari target pemerintah yang 50 persen. Perlu ada strategi khusus untuk  mendidik  masyarakat agar bersedia divaksin booster. Jangan sampai ada unsur paksaan yang malah dapat menimbulkan resistensi masyarakat," ujarnya, menambahkan.

 

Netty juga meminta pemerintah meningkatkan testing, tracing serta mengawasi penerapan protokol kesehatan. "Testing dan tracing penting dilakukan terus menerus untuk mengetahui angka riil kasus  serta sebaran penularannya. Prokes juga harus terus digalakkan dan  diawasi di tengah melonggarnya disiplin masyarakat."

 

Vaksinasi Covid-19 dosis keempat. - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler