12 Kelompok Orang yang tak Disarankan Minum Kopi Oleh Ahli Kesehatan

Bagi orang tertentu, kopi lebih banyak menimbulkan efek negatif.

Flickr
12 kelompok orang yang tidak disarankan minum kopi. (ilustrasi)
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kopi bermanfaat bagi kesehatan mulai dari mengurangi risiko prostat, mengurangi risiko gagal jantung, bahkan menurunkan risiko gangguan pendengaran. Meminum dark roast bahkan diklaim bisa membantu menurunkan berat badan.

Baca Juga


Namun bagi orang-orang tertentu, kopi justru lebih banyak menimbulkan efek samping negatif dibandingkan positif. Dilansir Eat This Not That, Sabtu (6/8/2022), berikut beberapa kondisi tertentu yang tak disarankan minum kopi:

1. Orang dengan IBS

Ahli gizi diet terdaftar yang berbasis di Seattle dan mantan presiden Washington State Academy, Angels Planells, mengatakan kafein bisa meningkatkan keteraturan usus, termasuk meningkatkan diare (gejala utama sindrom iritasi usus besar atau IBS). Jadi jika Anda memiliki IBS, dianjurkan untuk membatasi atau menghindari minuman berkafein.

2. Orang dengan glaukoma

Planells mengatakan, tekanan intraokular meningkat bagi mereka yang menderita glaukoma saat mengonsumsi kopi. Jadi dianjurkan untuk membatasi atau menghindari asupan kafein, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan.

3. Orang dengan kandung kemih yang terlalu aktif

Ahli diet terdaftar untuk MyNetDiary, Sue Heikkinen, mengatakan asupan kafein bisa meningkatkan frekuensi dan urgensi buang air kecil. Karena itu, bagi orang dengan kandungan kemih yang terlalu aktif, disarankan mengurangi asupan kafein apalagi ketika hendak bepergian jauh.

4. Orang dengan masalah jantung

Karena kafein dari kopi dapat menyebabkan peningkatan sementara pada tekanan darah dan detak jantung, penting bagi siapapun yang memiliki masalah jantung untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui batas aman kopi untuk dikonsumsi.

5. Orang yang sedang hamil

The American College of Obstetrics and Gynecology merekomendasikan wanita hamil membatasi kafein hingga 200 miligram (kira-kira dua cangkir kopi) setiap hari untuk meminimalisasi risiko keguguran, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah. Namun, tinjauan tahun 2020 yang diterbitkan dalam British Journal of Medicine menyimpulkan tidak ada tingkat asupan kafein yang aman selama kehamilan. Wanita hamil harus mendiskusikan asupan kafein mereka dengan dokter.

6. Orang yang sedang menyusui

Karena kafein adalah stimulan dan diuretik, kekhawatirannya adalah bahwa ibu menyusui mungkin berisiko mengalami dehidrasi. The American Pregnancy Association menyarankan untuk menghindari kafein sebanyak mungkin selama kehamilan dan menyusui.

7. Orang dengan gangguan tidur

Dapat dimengerti untuk meraih secangkir kopi (atau lebih) setelah tidur malam yang buruk, namun kebiasaan minum kopi Anda dapat melanggengkan siklus tidur yang buruk dan kelelahan. Sleep Foundation merekomendasikan untuk menghindari kafein setidaknya enam jam sebelum tidur.

8. Orang dengan tingkat kecemasan tinggi 

Kafein adalah stimulan, yang dapat memperburuk kecemasan pada beberapa individu. Jika Anda secara teratur mengalami kecemasan atau serangan panik, Anda perlu mempertimbangkan untuk menghindari atau mengurangi asupan kopi berkafein.

9. Penderita diare

Kafein dalam kopi bisa berdampak negatif bagi mereka yang sedang berjuang melawan diare. Kopi tanpa kafein mungkin kurang bermasalah, meskipun cairan panas, secara umum, cenderung merangsang usus.

10. Orang dengan epilepsi

Meski penelitian masih terbatas, temuan terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kopi berlebih dikaitkan dengan peningkatan frekuensi kejang. Tetapi menurut Planells, perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. “Pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli saraf Anda tentang asupan kafein Anda jika Anda menderita epilepsy,” kata dia.

11. Anak-anak di bawah 12 tahun

Kafein bisa memiliki efek samping yang lebih nyata dan bahkan serius pada dosis yang lebih kecil pada anak-anak. Misalnya, terlalu banyak kafein pada anak-anak dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan perasaan cemas, sulit berkonsentrasi, dan sakit perut.

Aspek lain yang perlu dipertimbangkan, terutama pada balita, adalah bahwa kopi dapat menutupi isyarat lapar sehingga balita mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Terakhir, perlu diingat bahwa kopi itu sendiri cukup asam, dan akibatnya dapat merusak email gigi dan meningkatkan risiko gigi berlubang.

12. Orang dengan refluks gastroesofageal (GERD)

Heikkinen mengatakan, kafein dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara kerongkongan dan lambung. Hal ini dapat menyebabkan isi lambung yang asam masuk ke kerongkongan, sehingga menimbulkan gejala GERD yang tidak nyaman. "Jika Anda menderita GERD, lihat apakah beralih ke kopi tanpa kafein membantu,” kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler