Biden Tegaskan Dukung Komunitas Muslim di AS

Biden menegaskan pemerintahnya sangat mendukung komunitas Muslim di AS

Chancey Bush/The Albuquerque Journal via AP
Pemakaman Muhammad Afzaal Hussain (27 tahun) di Fairview Memorial Park, Albuquerque, New Mexico, AS pada Jumat (5/8/2022). Petugas yakin kematian pria berusia 27 tahun dan pria Muslim lainnya dalam sembilan bulan terakhir merupakan pembunuhan yang ditargetkan dan terkait dengan SARA.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ALBUQUERQUE -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Ahad (7/8/2022) mengutuk pembunuhan empat pria Muslim di negara bagian New Mexico. Penyelidikan terhadap pembunuhan tersebut masih berlangsung.

"Saya marah dan sedih dengan pembunuhan mengerikan terhadap empat pria Muslim di Albuquerque," ujar Biden, dilansir Anadolu Agency, Senin (8/8/2022).

Biden menegaskan bahwa, pemerintahnya sangat mendukung komunitas Muslim di AS. "Serangan kebencian ini tidak memiliki tempat di Amerika," ujarnya.

Seorang pria Muslim ditemukan tewas ldi negara bagian New Mexico pada Jumat (5/8/2022). Kepala Polisi Albuquerque Harold Medina mengatakan, pembunuhan itu kemungkinan terkait dengan tiga pria Muslim lainnya yang tewas dalam "penembakan gaya penyergapan" selama sembilan bulan terakhir.

Pihak berwenang meminta kepada masyarakat yang memiliki informasi tentang pembunuhan tersebut untuk menghubungi polisi. Pihak berwenang meningkatkan keamanan ditingkatkan di daerah tempat tinggal komunitas Muslim.

Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar di AS mengumumkan hadiah uang tunai sebesar 10 ribu dolar AS bagi siapapun yang memiliki informasi terkait pelaku pembunuhan. CAIR telah menaikkan hadiah sayembara tersebut sebanyak dua kali lipat dari 5000 dolar AS menjadi 10 ribu dolar AS. Pejabat polisi Albuquerque, Kyle Hartsock, pada Kamis (4/8) menduga, pelaku yang membunuh para pria Muslim itu dalam sembilan bulan terakhir adalah individu yang sama.

Polisi mengatakan, dalam tiga kasus sebelumnya para korban disergap dan ditembak tanpa peringatan. Polisi di New Mexico sebelumnya mengatakan, mereka diduga menjadi sasaran pembunuhan karena kebencian agama dan ras.

"Pembunuhan yang ditargetkan terhadap penduduk Muslim Albuquerque sangat membuat marah dan sepenuhnya tidak dapat ditoleransi," kata Gubernur New Mexico Michelle, Lujan Grisham di Twitter pada Sabtu (6/8/2022) malam.  

Grisham mengatakan, dia mengerahkan petugas tambahan polisi negara bagian ke Albuquerque untuk membantu penyelidikan. Dua dari pria yang terbunuh adalah jamaah di sebuah masjid yang sama. Mereka tewas ditembak di Albuquerque pada akhir Juli dan awal Agustus.  Polisi mengatakan ada "kemungkinan kuat" kematian mereka terkait dengan pembunuhan terhadap seorang imigran Afghanistan pada November.

Korban pembunuhan tersebut antara lain, seorang direktur perencanaan Muhammad Afzaal Hussain (27 tahun)  yang datang ke Amerika Serikat dari Pakistan. Dia tewas ditembak pada Senin (1/8/2022) di luar kompleks apartemennya di Albuquerque. Sementara Aftab Hussein (41 tahun) ditemukan tewas dengan luka tembak pada 26 Juli di dekat  Distrik internasional Albuquerque.

Polisi mengatakan, kematian kedua pria itu kemungkinan terkait dengan penembakan Mohammad Ahmadi (62 tahun) di tempat parkir supermarket pada 7 November tahun lalu. Polisi Negara Bagian New Mexico, Biro Investigasi Federal (FBI) dan US Marshals Service terlibat dalam penyelidikan pembunuhan tersebut.


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler