Literasi Investasi Berkelanjutan Ritel Didorong

Pemerintah mendorong pendalaman pasar keuangan.

Prayogi/Republika.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) memberikan keterangan pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (1/8/2022). Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi terjaga ditengah tekanan perekonomian global yang meningkat. Prayogi/Republika.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kembali bekerja sama dalam Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKPPPK) menyelenggarakan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Jumat (12/8/2022).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan, pentingnya untuk terus melakukan upaya peningkatan pendalaman dan inklusi pasar keuangan, serta literasi keuangan. Dalam hal ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk mendorong pendalaman pasar keuangan.

"Mulai dari pengembangan instrumen keuangan yang inovatif, seperti instrumen keuangan ritel dan tematik, termasuk pengembangan instrumen keuangan hijau," kata Sri Mulyani.

Pemerintah telah menerbitkan berbagai instrumen Sukuk Hijau, baik untuk pasar keuangan global maupun untuk investor ritel domestik. Penerbitan instrumen keuangan hijau ini telah mencetak berbagai capaian di tingkat global.

Di samping itu, Pemerintah juga terus melakukan upaya pendalaman dan inklusi pasar keuangan bagi para investor individual di Indonesia. Terutama investasi ritel dengan nilai kecil mulai Rp 1 juta rupiah, dengan berfokus pada segmen generasi milenial dan kelompok perempuan.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan, peran investor sangat dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan. Ini perlu dikembangkan dengan memperhatikan tiga aspek utama berinvestasi.

Pertama, menumbuhkan perilaku investasi untuk mendukung pembangunan sebagai bagian dari rasa cinta kepada Indonesia. Kedua, memahami jenis instrumen dalam berinvestasi dengan risk and return yang diketahui, termasuk instrumen keuangan hijau.

Ketiga, bijak berinvestasi bijak dalam merencanakan keuangan dan bijak dalam perilaku dalam arti tidak berspekulasi. Ke depan, koordinasi yang erat antar keempat lembaga akan mengawal stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

Acara digelar secara daring terdiri dari rangkaian talkshow yang membahas mengenai peran pasar keuangan dan investor ritel dalam pembangunan berkelanjutan. Gelaran ini juga untuk melanjutkan antusiasme masyarakat atas pelaksanaan acara Like It tahun sebelumnya.

Rangkaian acara Like It 2022 akan berlangsung dalam tiga seri dan diselenggarakan secara bergantian oleh anggota FKPPPK selama sebulan ke depan. Melalui Like It, masyarakat diberikan pemahaman mengenai peran investor ritel termasuk kaum muda.

Pengenalan juga dilakukan terhadap produk investasi ritel di surat berharga negara dan produk pasar modal baik yang bertema Environmental, Social & Governance (ESG) maupun syariah. Literasi juga terkait aspek perlindungan nasabah, hingga pengelolaan keuangan secara bijak dan berkelanjutan. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler