Limbah Serat Nanas dan Tantangan Perubahan Iklim
Inovasi terus bermunculan sebagai upaya mengembangkan konsep ekonomi berkelanjutan.
Sejak tahun lalu, Davina Andari Putri dari SMAN 81 Jakarta, terus mengembangkan gagasan untuk bersama-sama melakukan aksi nyata menjaga kelestarian lingkungan. Bersama keenam orang rekannya, Davina pun membentuk Covarsi, usaha kecil rintisan yang menjual kreasi paket menyulam dan tas jinjing dari bahan baku yang berasal dari serat kain hasil daur ulang limbah daun nanas.
Melalui ide tersebut, Covarsi bertujuan untuk menangani isu masifnya limbah daun nanas di wilayah Desa Cijoged, Subang, Jawa Barat. Inovasi ini, sekaligus juga berupaya memberikan dampak ekonomi dengan memberdayakan masyarakat setempat sebagai pengrajin produk mereka.
Tim Covarsi dari SMAN 81 Jakarta pun kemudian dinobatkan sebagai pemenang dalam ajang Young Voices for a Sustainable Future – Innovation Challenge for a Just Transition. Ajang yang merupakan kolaborasi antara BASF Indonesia (BASF) bermitra dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) ini, berlangsung secara daring sejak Mei 2022.
Selama ajang digelar, 323 pelajar dari 35 SMA/SMK dan tiga perguruan tinggi di 20 kota/kabupaten di Indonesia ditantang mengembangkan solusi inovatif yang berpotensi membantu mengatasi beberapa tantangan global saat ini. Khususnya, yang disebabkan oleh perubahan iklim dan transisi yang adil menuju ekonomi dan masyarakat yang berkelanjutan.
“Penghargaan ini memotivasi kami untuk terus melanjutkan upaya, bahkan melipatgandakan dampak dari gagasan yang telah kami jalankan sejak tahun lalu. Kami berharap semakin banyak anak muda yang terinspirasi dan berani mewujudkan aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan bersama-sama,” ujar Davina.
Sebagai hadiah, tim Covarsi dari SMAN 81 pun memperoleh hadiah pendanaan sebesar tiga ribu dolar Amerika Serikat (AS) dan akan mendapat bimbingan intensif selama enam bulan untuk merealisasikan solusi yang diciptakan. Selain itu, tim pemenang juga akan menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang Global Virtual Exchange yang diadakan oleh BASF bersama Junior Achievement Worldwide pada November mendatang.
Mereka akan berhadapan dengan tim dari tujuh negara lainnya, meliputi Uganda, Nigeria, Yunani, Hungaria, Vietnam, Brazil, dan Meksiko. Presiden Direktur BASF Indonesia, Agus Ciputra mengatakan, satu dari lima orang Indonesia saat ini, berasal dari generasi muda, berusia antara 15-24 tahun.
Melalui kompetisi ini, BASF mendorong generasi muda Indonesia untuk menyuarakan gagasan dan memainkan peran sentral dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. “Dengan memfasilitasi keterlibatan generasi muda dalam mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, kami percaya ini akan menjadi landasan yang akan memberi mereka kesempatan, sumber daya, dan kepercayaan diri untuk berkontribusi pada komunitas dan dunia yang lebih baik di masa depan,” ujar Agus.
Senada, Penasihat Akademik dan Operasional Prestasi Junior Indonesia (PJI), Robert Gardiner menyampaikan, inisiatif ini merupakan salah satu langkah penting dalam mempersiapkan para pelajar menjadi generasi pemimpin dan pembuat keputusan masa depan yang inovatif. Sekaligus juga mengedepankan prinsip keadilan dan keberlanjutan.