Junta Myanmar akan Impor BBM dari Rusia
Harga bensin di Myanmar telah melonjak sekitar 350 persen sejak kudeta.
REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Pemerintahan junta Myanmar akan mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari Rusia. Mereka hendak meredakan kekhawatiran tentang krisis pasokan dan kenaikan harga di dalam negeri.
“Kami telah menerima izin untuk mengimpor bensin dari Rusia,” kata juru bicara militer Myanmar Zaw Min Tun dalam sebuah konferensi pers, Rabu (17/8). Dia menyebut BBM dari Rusia diminati karena kualitas dan harganya yang terjangkau.
Menurut laporan media-media Myanmar, BBM impor akan mulai tiba pada September mendatang. Zaw Min Tun mengungkapkan, pembelian gas dan BBM menjadi salah satu topik yang dibahas pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing saat mengunjungi Rusia bulan lalu. Militer Myanmar telah membentuk Komite Pembelian Minyak Rusia untuk mengawasi proses impor.
Menurut Zaw Min Tun, selain mengimpor, Myanmar pun mempertimbangkan kegiatan eksplorasi minyak gabungan bersama Rusia dan Cina di wilayah Myanmar. Dia tak menjelaskan lebih detail terkait teknis dari eksplorasi tersebut.
Saat ini Rusia dan junta Myanmar sama-sama menghadapi sanksi Barat. Rusia disanksi karena keputusannya menyerang Ukraina. Sementara junta Myanmar dijatuhkan sanksi karena melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi dan memberangus aksi unjuk rasa pro-demokrasi di negara tersebut.
Rusia tengah mencari pelanggan baru untuk mengekspor komoditas energinya. Karena tujuan ekspor terbesarnya, yakni Eropa, akan memberlakukan embargo terhadap minyak Rusia secara bertahap akhir tahun ini.
Sementara Myanmar, selain dibekap gejolak politik dan kerusuhan sipil, telah terpukul akibat melambungnya harga BBM serta pemadaman listrik. Hal itu mendorong kepemimpinan junta membuka opsi impor BBM yang akan turut digunakan untuk pembangkit listrik.
Harga bensin di Myanmar telah melonjak sekitar 350 persen sejak militer Myanmar melakukan kudeta pada Februari tahun lalu. Harga BBM naik dari 2.300 menjadi 2.700 kyat per liter. Menurut laporan media, selama sepekan terakhir, SPBU di sejumlah negara bagian di Myanmar telah ditutup akibat kekurangan pasokan.