Bagaimana Mengenali Anak Terkena Kanker? Ini Kata Dokter
Kanker pada anak agak sulit dibedakan dengan masalah kesehatan anak pada umumnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker pada anak tidak memiliki gejala yang spesifik dan dapat bervariasi sesuai dengan jenis kanker yang diidap. Itu membuatnya agak sulit dibedakan dengan masalah kesehatan anak pada umumnya.
Karena itu, orang tua harus selalu memantau kondisi kesehatan anak. Menurut dokter spesialis anak Tito Gunantara, orang tua semestinya waspada jika ada pembengkakan di mana saja pada bagian tubuh anak, ada perdarahan spontan di kulit, gusi, atau hidung, anak terlihat pucat dan tampak lemas, serta mengeluh nyeri di bagian tubuh tertentu.
Selain itu, perlu waspada pula jika anak tiba-tiba berjalan pincang dan tampak lesu.Hal lain yang perlu menjadi perhatian yakni demam tanpa sebab dan infeksi yang tak kunjung sembuh, sakit kepala disertai muntah, gangguan penglihatan, juga penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
"Bila menemukan gejala atau tanda-tanda tersebut, sebagai langkah awal segera bawa anak ke dokter untuk diperiksa," ujar Tito pada webinar "Kupas Tuntas Permasalahan Bayi dan Anak" yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jawa Barat, dikutip Jumat (19/8/2022).
Kepala instalasi pelayanan kanker terpadu di RSUD Al-Ihsan Bandung itu mengatakan, perlu segera dipastikan apakah gejala yang ditunjukkan anak disebabkan kanker atau bukan. Biasanya, dokter akan meminta orang tua agar anak menjalani pemeriksaan penunjang untuk keperluan diagnosis.
Pemeriksaan penunjang bisa berupa pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan rontgen paru, atau pemeriksaan cairan otak. Bisa juga dengan cara pengambilan jaringan tubuh atau biopsi, serta pencitraan radiologi, seperti CT Scan atau MRI.
Tito menyarankan orang tua tidak cemas berlebihan dalam mendampingi buah hatinya untuk memeriksakan gejala-gejala tersebut. Dia menganjurkan untuk menghadapi semua dengan proporsional dan tenang.
Pada 2009, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan bahwa 40 persen kematian akibat kanker dapat dicegah. Syaratnya, pencegahan dapat dilakukan bila penderita kanker ditangani saat penyakitnya masih dalam stadium dini.
"Banyak orang tua yang terlalu khawatir terhadap penyakit anaknya malah si anak di bawa ke pengobatan alternatif, baru kembali dibawa ke dokter atau rumah sakit sudah dalam keadaan stadium lanjut," ucap Tito yang juga menjabat sebagai kepala laboratorium ilmu kesehatan anak di RSUD Al-Ihsan Bandung.