Trump Simpan 700 Halaman Dokumen Rahasia

Ditemukan dokumen klasifikasi tingkat tertinggi, termasuk Program Akses Khusus.

AP Photo/Jon Elswick
Dokumen yang terkait dengan surat perintah penggeledahan untuk perkebunan Mar-a-Lago mantan Presiden Donald Trump di Palm Beach, Florida, difoto Kamis, 18 Agustus 2022. Hakim Hakim AS Bruce Reinhart setuju untuk membuat dokumen publik, termasuk lembar sampul surat perintah itu , mosi Departemen Kehakiman untuk menyegel dokumen dan perintah hakim yang mengharuskannya untuk disegel.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Arsip Nasional Amerika Serikat (AS) menemukan dokumen rahasia setebal 700 halaman lebih di kediaman mantan Presiden AS Donald Trump di Florida. Dokumen yang baru diumumkan ini selain dokumen-dokumen yang telah disita FBI.

Baca Juga


Penemuan Administrasi Arsip dan Rekaman Nasional AS ini diungkapkan dalam surat ke pengacara Trump bulan Mei lalu. Pada bulan Januari lembaga itu menemukan 15 kotak yang diklasifikasikan sebagai "rahasia penting".

Hal ini memberi gambaran apa yang dicari FBI dalam penggeledahan yang diotorisasi pengadilan pada 8 Agustus lalu. Administrasi Arsip dan Rekaman Nasional bertanggung jawab menyimpan catatan pemerintah.

Surat yang dikirim 10 Mei lalu dikirimkan Pelaksana Tugas Kepala Arsip Debra Steidel Wall ke pengacara Trump, Evan Corcoran. Kemudian dirilis pada Senin (22/8/2022) lalu oleh jurnalis konservatif John Solomon yang bulan Juni lalu Trump izinkan mengakses catatan presiden. Arsip Nasional AS mengunggahnya di situs mereka pada Selasa (23/8/2022).

"Di antara materi dalam kotak ada lebih dari 100 dokumen dengan tanda klasifikasi, terdiri lebih dari 700 halaman. Beberapa termasuk klasifikasi tingkat tertinggi, termasuk materi Program Akses Khusus (SAP)," kata Wall dalam suratnya.

Ia merujuk pada protokol keamanan yang disediakan negara untuk beberapa orang. Rahasia negara yang paling tertutup.

Surat itu juga mengungkapkan cara Trump menangani dokumen-dokumen tersebut dan upayanya menghambat petugas federal meninjau dokumen-dokumen itu.

Surat itu menunjukkan tim hukum Trump berulang kali mencoba untuk menghentikan Arsip Nasional, FBI dan pejabat intelijen meninjau materi-materi itu. Mereka mengatakan Trump membutuhkan waktu untuk menentukan apakah ada catatan yang perlu ditutupi doktrin yang disebut hak istimewa eksekutif yang memungkinkan seorang presiden untuk menutup sejumlah catatan atau rekaman.

Administrasi Presiden Joe Biden - khususnya Kantor Penasihat Hukum Departemen Kehakiman - menetapkan bahwa materi-materi tersebut tidak tercakup hak istimewa eksekutif. Dalam surat itu disebutkan "tidak ada preseden" bagi mantan presiden untuk melindungi catatan dari presiden yang sedang menjabat menggunakan hak istimewa eksekutif ketika materi yang dipermasalahkan secara hukum milik pemerintah federal.

Walaupun Trump sudah mengembalikan 15 kotak dokumen. Departemen Kehakiman curiga masih banyak yang disimpan mantan presiden itu.

Penggeledahan 8 Agustus lalu bagian dari penyelidikan mengenai apakah Trump menghilangkan dokumen-dokumen rahasia dengan ilegal setelah kalah dalam pemilihan presiden. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler