Mengganti Nama yang Buruk dengan Nama yang Baik Termasuk Sunnah Mulia

Memberikan nama yang baik sangat dianjurkan Rasulullah SAW

Republika/Mardiah
Ilustrasi nama Muhammad SAW sebagai nama terbaik. Memberikan nama yang baik sangat dianjurkan Rasulullah SAW
Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai Muslim, kita juga di larang untuk memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Larangan tersebut turun setelah Rasulullah SAW menyapa seseorang, "Wahai fulan." 

Baca Juga


Kemudian para sahabat berkata, "Jangan demikian, wahai Rasulullah, sesungguhnya dia marah bila dipanggil dengan nama tersebut." Kemudian turun ayat: 

وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ 

 "Dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman." (QS Al Hujurat ayat 11).  

Dalam beberapa kesempatan, kemungkinan akan dijumpai orang-orang dengan nama yang memiliki arti buruk. Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada umatnya agar mengganti nama yang buruk menjadi panggilan yang lebih baik.

Dikutip dari buku Sunnah-sunnah yang Telah Ditinggalkan karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman, Sering kali Rasulullah ﷺ merubah nama-nama yang jelek maknanya agar menjadi bagus. Di antara contohnya yakni:

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم غير اسم عاصية وقال: أنت جميلة 

Dari Ibnu Umar d bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengubah nama ‘Ashiyah (wanita yang durhaka). Beliau berkata kepada pemilik nama. “Nama kamu adalah Jamiilah (wanita yang cantik).” (HR Muslim).

Baca juga: Mantan Imam Masjidil Haram Syekh Taleb Dijatuhi Hukuman Penjara 10 Tahun

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW juga mengganti nama seorang sahabat dengan nama yang baik. 

عن سعيد بن المسيب عن أبيه عن جده: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال له:ما اسمك؟ قال: اسمي حَزْنٌ، قال: بل أنتَ سَهْلٌ، قال: ما أنا بمُغيرٍ اسماً سمانيه أبي، قال: قال ابنُ المُسَيَّب: فما زالت فينا الحُزونَةُ بعدُ 

Dalam satu kisah, disebutkan jika Hazn RA menemui Rasulullah. "Siapa namamu?" tanya beliau. Dia menjawab, "Namaku Hazn (terjal, sedih)." Beliau lantas bersabda, "Bahkan engkau adalah Sahl (landai, mudah)." Dia berkata, "Aku tidak akan mengubah nama yang diberikan ayahku kepadaku." Ibnu al-Musayyib—cucu Hazn—mengungkapkan, ternyata dia terus mengalami hal-hal yang menyedihkan (HR al-Bukhari). 

Inilah sebagian contoh sunnah-sunnah yang telah ditinggalkan oleh kebanyakan manusia.     

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler