Bergenre Survival Thriller, Film Beast Juga Memuat Tema Konservasi

Pelestarian singa di Afrika Selatan jadi sorotan di film 'Beast'.

Dok Universal Pictures
Foto adegan film Beast. Film yang dibintangi Idris Elba ini tayang sejak Rabu (24/8/2022).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Beast yang mengusung genre survival thriller sedang tayang di bioskop Indonesia. Sang sutradara, Baltasar Kormákur, tidak cuma menyajikan upaya bertahan hidup para karakternya di film menegangkan tersebut, namun juga bermaksud mengusung tema konservasi.

Pelestarian singa di Afrika Selatan yang sudah berada di ambang kepunahan menjadi sorotan pada film. Sejak awal durasi, Beast telah menyajikan cerita latar belakang mengenai perburuan liar di cagar alam, baru kisah beranjak ke tokoh utama beserta keluarganya.

Tokoh utama film adalah Nate Samuels (Idris Elba), dokter asal Amerika yang berlibur ke Afrika Selatan bersama kedua putrinya, Meredith (Iyana Halley) dan Norah (Leah Sava Jeffries). Di Afrika, mereka dipandu oleh manajer cagar alam sekaligus pakar biologi Martin Battles (Sharlto Copley), yang merupakan kawan lama Nate.

Keempat tokoh tersebut terjebak di tengah situasi genting. Di tengah belantara cagar alam, seekor singa buas mengamuk setelah seluruh anggota kawanannya dibantai pemburu. Film berhasil membenamkan penonton dalam pengalaman mengerikan seperti yang dirasakan deretan karakter.

"Singa selalu dilihat dari sudut pandang karakter film sehingga penonton merasakan dia datang kepada mereka dan ikut terjebak dalam situasi. Saya ingin semua adegan utama disorot seperti itu untuk meningkatkan ketegangan," kata Kormákur, dikutip dari catatan produksi Universal Pictures.

Baca Juga


Penonton tidak perlu khawatir dengan berbagai adegan serangan satwa atau "pertarungan" manusia melawan sang raja rimba. Pasalnya, semua itu hanya efek visual dan CGI.

Tidak ada satwa yang dirugikan selama produksi film. Bahkan, sama sekali tidak ada adegan langsung antara pemeran manusia dan singa serta satwa lain.

Rekaman singa asli hanya digunakan untuk tujuan referensi visual. Pengambilan gambar Beast berlangsung di beberapa lokasi, yakni di Kota Cape Town, di Provinsi Limpopo, serta di Provinsi Northern Cape di negara Afrika Selatan. Sebagian lagi berlangsung di negara Namibia.


Meski begitu, sang sutradara berhasil memperlihatkan alam liar Afrika Selatan dengan sangat cantik dan nyata. Kormákur memang bertekad tidak mau menampilkan Afrika Selatan dalam versi "Hollywood", melainkan benar-benar wujud aslinya. Selain bahasa Inggris, bahasa asli di daerah cagar alam Afrika Selatan tersebut, yakni bahasa Venda, turut dihadirkan dalam dialog.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler