Ketua PBNU: Rakernas LP Ma'arif Perlu Fokus Pendataan dan Kurikulum
Banyak lembaga pendidikan milik warga NU tapi tak terdaftar di LP Ma'arif.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menyampaikan, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU yang digelar pada 26-29 Agustus 2022 perlu fokus pada dua hal. Pertama soal pendataan dan kedua terkait kurikulum.
"Ini penting. (Misalnya) pendataan, masih banyak lembaga-lembaga pendidikan milik orang NU, tetapi belum ikut LP Ma'arif. Maka ini harus didata dengan baik, untuk mengetahui mana yang milik NU," kata dia kepada Republika Jumat (26/8/2022).
Gus Fahrur melanjutkan, kurikulum juga menjadi bagian penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Menurutnya, sekolah-sekolah swasta harus diberi lebih banyak kesempatan oleh pemerintah dibandingkan sekolah negeri yang menerima dana pemerintah dan memiliki fasilitas yang lebih.
"Sedangkan yang swasta semakin miskin. Maka nanti perlu ada pengkajian tentang bagaimana mengelola sekolah swasta khususnya yang dikelola LP Ma'arif NU di pedesaan. Misalnya madrasah, itu harus bisa tersentuh program pemerintah," tuturnya.
Untuk mengantisipasi tantangan pendidikan, terang Gus Fahrur, diperlukan visi dan misi dalam menghadapinya. Tujuannya membangun pendidikan unggul untuk peradaban dunia yang berkelanjutan dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan bertalenta global.
"Salah satunya adalah dengan pembangunan SDM, ilmu dan teknologi. Tetapi visi pendidikan maju ini juga harus sejalan dengan nilai ahlussunnah wal jamaah yang selama ini dipegang teguh NU," ujarnya.
Gus Fahrur juga menyampaikan, kualitas SDM termasuk kesejahteraan guru juga harus ditingkatkan. Dia menyayangkan masih ada guru di desa-desa yang dibayar dengan upah kecil dan tidak layak. Terlebih, jumlah murid yang diajar di sekolah terbilang sedikit.
"Padahal pendapatan gurunya ini dari siswa saja. Pemerintah punya program sertifikasi tetapi belum bisa menjangkau semuanya. Masih banyak yang belum terjangkau, maka kita ingin mendorong supaya guru yang mengemban tugas berat dan mulia ini diberi kemudahan dalam mengakses sertifikasi itu," ungkapnya.
Gus Fahrur menilai, LP Ma'arif perlu berkolaborasi dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan karakter unggul. Selain pendidikan, karakter unggul ini penting untuk menumbuhkan sekaligus menjaga integritas di tengah munculnya kasus korupsi yang melibatkan petinggi universitas.
"Kita sedih. Banyak orang pintar, pendidikan tinggi, tetapi karakternya tidak unggul. Rektor korupsi. Berapa kali kasus penangkapan seperti ini terjadi. Maka kita perlu peta baru jalan pendidikan agar bagaimana pendidikan menjadi unggul tetapi tidak luput dari budaya dan prestasi yang membawa ciri nilai keimanan," tuturnya.