Pedagang Kwetiau di Singapura Ini Kerap Dikritik Masuk Islam demi Gaet Pelanggan

Beberapa orang memiliki ujian yang berbeda ketika pindah agama.

AsiaOne/Desmond Ng
Mualaf asal Singapura Anis Ang mengoperasikan kedai makanan char kway teow (kwetiau) halal. Pedagang Kwetiau di Singapura Ini Kerap Dikritik Masuk Islam demi Gaet Pelanggan
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Beberapa orang memiliki ujian yang berbeda ketika pindah agama. Melansir laman Asia One, Jumat (26/8/2022), Anis Ang mengoperasikan kedai makanan 786 Char Kway Teow di Bukit Merah View Market & Hawker Center, Singapura.

Baca Juga


Kedainya berspesialisasi hanya dalam satu hidangan yang dikenal sebagai char kway teow (kwetiau) halal. Terlahir sebagai orang China, Ang masuk Islam pada 2011. Sebelum itu, ia mulai menjual hidangan ini sebagian karena kekurangan tenaga kerja dan untuk menjangkau basis pelanggan yang lebih luas, termasuk komunitas Melayu Muslim.

Sebelumnya, unit tempat ia berjualan milik mendiang neneknya yang menjual zi char di sana selama lebih dari 20 tahun sebelum Ang mengambil alih dan mulai menjual hidangan ini sendirian. Pria berusia 57 tahun itu mengatakan, sayangnya, usahanya untuk melayani komunitas muslim Melayu belum berjalan mulus.

Orang yang mengkritiknya mempertanyakan niatnya dan apakah dia masuk Islam hanya untuk menghasilkan uang dari pelanggan. Orang lain, katanya, juga akan mempertanyakan keabsahan makanannya dan bertanya apakah ia yakin atau tidak ketika mereka mengetahui  char kway teow-nya halal. Bahkan ada orang-orang yang mengatakan kepadanya bahwa orang China tidak bisa menjadi Muslim.

Meski mendapat komentar yang menyakitkan dia menahan diri untuk tidak membalas. "Saya tidak akan mengatakan saya sedih dengan keras, saya hanya menyimpannya di dalam hati," ujar dia.

Ang mengatakan ia menerima banyak komentar, baik negatif maupun positif, tentang kiosnya yang bersertifikat halal ketika ia pertama kali memulai. "Tapi setelah pelanggan mengenal saya selama beberapa tahun, mereka sekarang tahu saya benar-benar seorang Muslim," tambah dia.

Dan untuk meyakinkan mereka yang curiga tentang mualafnya, dia bahkan memiliki kartu mualaf, yang menunjukkan dia masuk Islam pada 2011. Ia dengan bangga memasang kartu itu di depan kiosnya.

Dia juga mengatakan keluarganya pada awalnya menentang keputusannya masuk Islam, tetapi sejak itu mereka menerima pilihannya. Ketika ditanya mengapa dia pindah agama, jawaban singkatnya adalah dia suka agama ini.

Untungnya, sejak itu Ang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dan dia bahkan mengatakan telah mendapatkan sejumlah pelanggan tetap. Seorang pengunjung berbagi di video TikTok Tehtarik.sg bahwa ia rela berusaha untuk sering mengunjungi warung Ang.

"Saya tinggal di Yishun, saya bekerja di Ang Mo Kio, tetapi saya benar-benar bepergian ke sini untuk makan makanan ini sepanjang waktu," kata dia.

Ang mengatakan sekitar 70 persen dari penjualannya dikaitkan dengan Muslim. Ketika neneknya mengoperasikan kios yang menjual zi char beberapa dekade yang lalu, Ang ingat membantunya dengan bisnis sebagai anak muda, itulah bagaimana dia belajar memasak hidangan seperti kway teow dan hor fun. Dia akhirnya mengambil alih kios setelah nenek meninggal pada tahun 2010.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler