Galang Pendanaan, 23 Perusahaan Antre Catatkan Saham di BEI
Hingga 24 Agustus 2022, terdapat 43 perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut antusiasme perusahaan menggalang dana di pasar modal tetap positif di tengah dinamika perekonomian global dan nasional. Hingga 24 Agustus 2022, terdapat 43 perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI.
Melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), dana yang berhasil dihimpun puluhan perusahaan tersebut mencapai Rp 21,7 triliun. Jumlah perusahaan yang akan tercatat masih akan terus bertambah hingga akhir tahun
"Hingga saat ini, terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dikutip pada Ahad (28/8/2022).
Adapun perusahaan yang berada dalam antrean berasal dari sektor yang beragam. Sektor yang paling mendominasi antara lain consumer cyclicals sebanyak lima perusahaan dan sektor technology sebanyak empat perusahaan.
Selanjutnya sektor healthcare, energy, financials, industrials dan consumer non-cyclicals masing-masing menyumbang dua perusahaan. Kemudian sektor properties & real estate, infrastructures, basic materials dan transportation & logistic masing-masing menyumbang satu perusahaan.
Untuk obligasi dan sukuk, Nyoman mengungkapkan, terdapat 90 emisi obligasi dan sukuk yang telah dicatatkan di BEI hingga 24 Agustus 2022 yang diterbitkan oleh 63 perusahaan dengan total dana mencapai Rp 109,9 triliun.
"Sedangkan pada pipeline pencatatan obligasi dan sukuk terdapat 17 emisi yang akan diterbitkan oleh 13 perusahaan," ungkap Nyoman.
Lead Advisory - Strategy and Transactions Partner, PT Ernst & Young Indonesia Sahala Situmorang, mengatakan jumlah kegiatan penggalangan dana di pasar modal Indonesia melalui mekanisme IPO mengalami pertumbuhan yang kuat, didukung oleh keberlanjutan pemulihan ekonomi secara keseluruhan pada tahun 2022.
Menuju kuartal III dan kuartal IV 2022, BEI diperkirakan masih akan melihat lebih banyak kegiatan IPO dari perusahaan yang ingin go public dan mengumpulkan dana. Perusahaan-perusahaan ini termasuk perusahaan di sektor energi, transportasi, logistik, teknologi dan pertanian, di antara beberapa lainnya.
Sahala mengatakan beberapa sektor utama mengalami pertumbuhan tinggi di tengah pandemi dan memanfaatkan momentum untuk melihat level baru pertumbuhan yang lebih tinggi. Sahala, melihat prospek IPO tetap positif mengingat banyaknya jumlah perusahaan yang siap mengakses pasar publik di kuartal mendatang.
"Selain itu, kesinambungan pemulihan ekonomi secara keseluruhan ditambah dengan meningkatnya jumlah investor akan semakin memacu pertumbuhan aktivitas penggalangan dana di pasar modal," kata Sahala.