5 Suplemen dan Obat yang Perlu Dihindari Setelah Pukul 18.00
Waktu mengonsumsi suplemen dan obat juga dapat membawa pengaruh tertentu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi suplemen telah semakin populer, terlebih Covid-19 terus bermutasi dan menghasilkan subvarian baru. Akan tetapi, perlu disadari bahwa waktu mengonsumsi suplemen juga dapat membawa pengaruh tertentu.
Alih-alih membantu kebugaran, beberapa suplemen dan obat justru bisa menyebabkan insomnia. Mengonsumsinya sebelum tidur akan membuat orang justru sulit beristirahat di malam hari.
Dr Jacob Hascalovici MD PhD sebagai clearing chief medical officer mengingatkan pentingnya konsultasi terlebih dulu sebelum mengonsumsi suplemen. Dia juga membagikan jenis apa saja yang perlu dihindari setelah sore hari, seperti dikutip dari laman Eat This, Senin (29/8/2022).
Obat dan suplemen tertentu dapat membuat orang lebih mengantuk, cemas, terjaga, dan sebagainya. Itulah mengapa penting untuk berkonsultasi terlebih dulu ke dokter tentang waktu terbaik dalam sehari untuk mengonsumsi obat dan suplemen. Selain itu juga, bertanya dulu apakah kombinasi dari suplemen yang dipilih mungkin memiliki dampak tertentu.
1. Ashwagandha
Dr Hascalovici juga mengatakan, pil ashwagandha sering diyakini sebagai suplemen untuk kecemasan dan manajemen stres. Ashwagandha dilaporkan membantu beberapa pasien dengan peradangan, pengendalian rasa sakit, dan tidur.
Namun, bagi yang lain, ini dapat menyebabkan insomnia, karena bisa membuat orang merasa lebih waspada, fokus, dan energik. Penelitian tentang khasiat ashwagandha masih berlangsung.
Waspada saat meminumnya, dan konsultasikan terlebih dulu kepada tim medis karena dapat mengganggu obat-obatan umum tertentu. Jika meminumnya, cobalah untuk melakukannya lebih awal di hari.
2. Kortikosteroid
Menurut Dr Hascalovici, kortikosteroid sering diresepkan untuk peradangan dan manajemen nyeri. Beberapa ahli merekomendasikan untuk mengambil seluruh dosis harian di pagi hari, karena kortikosteroid dapat membantu mengatasi gejala yang mungkin terasa lebih kuat di pagi hari. Pil ini juga bisa menambah insomnia karena memengaruhi cara tubuh memproses kortisol dan mungkin merangsang tubuh terlalu banyak ketika orang mendekati waktu tidur.
3. Glukosamin dan kondroitin
Beberapa orang menggunakan glukosamin dan kondroitin bersama-sama untuk mengatasi nyeri sendi dan peradangan. Dr Hascalovici mengatakan
kedua suplemen tersebut adalah komponen tulang rawan, dan mungkin bisa membantu memperlambat kerusakan tulang rawan pada persendian.
Efek samping dari suplemen ini bisa berupa insomnia serta sakit kepala yang bisa membuat sulit tidur. Jika mengonsumsi suplemen ini, pertimbangkan untuk meminumnya di pagi hari.
4. Multivitamin
Dr Hascalovici menyatakan, banyak orang semakin berminat mengonsumsi beragam jenis multivitamin. Beberapa multivitamin mengandung kafein, teh hijau, atau zat lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan energi dan kewaspadaan.
Inilah yang menyebabkannya kurang baik untuk dikonsumsi sebelum tidur. Jika mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi, maka orang mungkin tidak memerlukan multivitamin sama sekali atau mungkin hanya mendapat manfaat dari vitamin atau mineral tertentu.
Jadi, jika mengonsumsi multivitamin, pilih yang yang berkualitas. Cobalah untuk menghindari zat aditif serta pastikan memakannya di pagi hari.
5. SSRI
Dr Hascalovici mengatakan, selective serotonin-reuptake inhibitor (SSRI) terkadang membuat orang terjaga di malam hari. Untuk beberapa pasien, suplemen yag sering kali diresepkan untuk depresi dan terkadang untuk manajemen nyeri ini dikaitkan dengan agitasi dan gangguan tidur.