ASN Pemprov Jatim Dilatih Pengelolaan Big Data
Pemprov Jatim terus berupaya menguatkan ekosistem digital dan satu data di wilayah.
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Puluhan ASN pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemrov Jatim, khususnya yang bertugas di bidang pengolah data teknis dilatih pengelolaan big data. Pelatihan yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim itu digelar pada 31 Agustus dan 1 September 2022 dengan menghadirkan Arief Rama Syarif, yang merupakan staf ahli bidang IT di beberapa perusahaan besar di Indonesia.
Kepala Diskominfo Jatim, Hudiyono menyampaikan, Pemprov Jatim terus berupaya menguatkan ekosistem digital dan satu data di wilayah setempat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menghadirkan 348 paket aplikasi untuk keterbukaan dan percepatan pelayanan informasi.
“Hal tersebut adalah bagian dari proses pembangunan big data di Jatim dari aspek ekosistem dan kultur,” kata Hudiyono, Kamis (1/9/2022).
Hudiyono berharap, pelatihan yang digelar dapat menjadi upaya penguatan SDM Pemprov Jatim di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang begitu cepat. Transformasi digital, kata Hudiyono, menjadi kebutuhan mendesak. Karenanya, Diskominfo Jatim menginisiasi agar ASN khususnya para pengolah data teknis tak lagi gagap dan gugup, agar pelayanan kepada masyarakat semakin baik, cepat, dan efisien.
“Dari ekosistem dan sarana prasarana sudah lengkap, maka konsep yang akan kita kuatkan adalah di komunikasi dan informasi. Data dinamis yang seperti apa yang bisa kita kuatkan di sektor publik. Jadi ini kolaborasi yang bagus untuk saling mengisi,” ujarnya.
Founder Yayasan Komunitas Open Source Indonesia, Arief Rama Syarif yang dipilih menjadi mentor mengajak para peserta untuk membuka diri terhadap manfaat big data. Ia menekankan, untuk mengolah kumpulan data super besar dan kompleks, terutama yang berasal dari data baru, tak bisa lagi menggunakan cara manual dan tradisional.
"Big data mampu memprediksi dan menganalisis penyebab suatu masalah yang terjadi pada sistem, bahkan meminimalisir kegagalan,” ujar Arief.
Arief menargetkan, setelah mengikuti pelatihan, para peserta bisa mengumpulkan data yang berserakan di sekitar dan mengolahnya tanpa harus menggunakan coding. Data yang terkumpul, kata dia, selanjutnya diolah dan dianalisa. Data yang telah diolah tersebut, lanjut Arief, memiliki banyak fungsi.
"Bisa untuk sekedar memberikan informasi, digunakan untuk meramalkan trend ataupun pola yang akan terjadi, hingga yang paling jauh data tersebut bisa digunakan untuk mengarahkan sesuatu hal yang akan terjadi," kata Arief.