Elang Diduga Ditembak di Wonosari, BKSDA DIY Jelaskan Penanganan Satwa Dilindungi
Laporan bukan cuma elang, banyak juga laporan lain.
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Burung elang yang diduga ditembak kembali ditemukan warga di DIY. Pekan lalu, ditemukan seekor elang dengan luka tembak di Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Elang sendiri merupakan satwa yang terancam punah dan masuk kategori dilindungi. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY, Muhammad Wahyudi mengatakan, pihaknya menerima laporan warga terkait penemuan elang tersebut pada Jumat (2/9) malam.
Saat didapatkannya laporan, pihaknya langsung menangani dengan dibantu oleh kader yang sudah dilatih oleh BKSDA. Kader-kader tersebut juga tergabung dalam komunitas-komunitas penyelamatan hewan yang sudah ada di Kabupaten Gunungkidul.
"Kasus Elang kemarin karena BKSDA sedang dalam perjalanan ke sana, itu langsung ditangani saudara Rinto. Rinto ini kader konservasi kita yang sudah kita latih. Dia merespon juga, mereka punya komunitas Gunungkidul Animal Rescue, itu ada di 18 kecamatan yang ada di Gunungkidul," kata Wahyudi kepada Republika.
Hal ini disampaikan Wahyudi menyusul adanya informasi bahwa BKSDA baru akan menangani kasus tersebut saat hari kerja. Padahal, kata Wahyudi, pihaknya sudah merespon melalui penanganan langsung oleh kader konservasi yang sudah dilatih.
"Kemarin itu cuma karena miskomunikasi personel yang akan menindaklanjuti, itu tidak begitu (hari kerja baru ditindaklanjuti). Intinya, laporan kan sudah Jumat malam, sehingga akhirnya besok paginya langsung ditindaklanjuti teman-teman BKSDA kesana, tapi sebelumnya sudah dibantu duluan teman-teman Animal Rescue,"ujar Wahyudi.
Ia menyebut, kerja sama yang dilakukan dengan komunitas tersebut perlu dilakukan. Hal ini untuk mempercepat penanganan di lapangan, mengingat petugas dari BKSDA DIY juga terbatas.
"Laporan bukan cuma elang, banyak juga laporan lain. Tidak ada kita kerja di hari kerja saja, Sabtu Minggu kerja. Bahkan saya melepas merak di Baluran kemarin hari libur pun, tidak ada cerita hari masuk baru ditangani," tambahnya.
Elang tersebut tengah menjalani perawatan usai dilakukannya operasi untuk mengeluarkan peluru. Saat ini, elang itu berada di pusat rehabilitasi satwa yang ada di Gunungkidul.
"Tidak bisa langsung diangkat dan dibawa pergi setelah dioperasi. Ada penanganan-penanganan yang harus kita penuhi karena semua itu harus memperhatikan kesejahteraan satwa. Kita harus tangani ditempat betul-betul memastikan satwa ini layak dan bisa kita geser ke tempat lain," katanya.
Wahyudi menuturkan, perawatan elang ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika nantinya elang tersebut dapat kembali terbang, maka akan dikembalikan ke alam liar.
Namun, jika elang tersebut mengalami kecacatan dan tidak bisa terbang, maka akan dikandangkan dan dirawat di pusat rehabilitasi satwa.
Terkait dengan penembakan elang tersebut, Wahyudi menduga bahwa elang tersebut keluar dari habitatnya untuk mencari makan. Diduga, elang itu memburu ternak warga karena buruannya yang sudah berkurang di habitatnya.
"Kenapa elang itu keluar dari habitatnya, bisa jadi mungkin satwa buruannya itu sudah berkurang atau habis diburu manusia. Artinya manusia sudah memotong rantai ekosistem yang ada, dan akhirnya mencari ternak warga. Diketahui masyarakat dan akhirnya ditembak, pemikiran saya begitu," ujar Wahyudi.
Wahyudi pun mengapresiasi masyarakat yang langsung melaporkan ke BKSDA DIY saat ditemukannya elang tersebut. Ia pun berharap partisipasi aktif masyarakat untuk melaporkan jika ditemukan satwa yang masuk dalam kategori dilindungi.
Wahyudi juga meminta agar informasi yang disampaikan lengkap. Pasalnya, saat pelaporan elang yang diduga ditembak tersebut tidak dicantumkan informasi yang jelas.
"Terimakasih kepada pelapor, artinya yang bersangkutan peduli terhadap satwa dilindungi. Cuma mungkin karena khawatir sekali, sehingga langsung menginginkan saat itu juga langsung dieksekusi, langsung dilakukan tindakan. Penjelasannya di WhatsApp juga belum lengkap saat ini, tidak ada informasi tertembak," katanya.