BBM Naik, Sandiaga Pesan Pelaku Ekraf Berhemat

Kenaikan harga BBM diperkirakan menaikkan harga produk ekraf 10-20 persen.

Dok Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memberikan pesan kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di saat terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Sandi minta mereka fokus mengelola biaya belanja maupun pengeluaran guna memitigasi peningkatan kebutuhan hidup akibat inflasi.

"Intinya berhemat," kata dia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin (5/9/2022).

Selain berhemat, Sandi menyarankan pelaku parekraf melakukan diversifikasi produk-produk ekraf sehingga lebih mendapatkan potensi harga yang lebih terjangkau dan suplai yang lebih reliabel. Upaya lain yang dapat dilakukan ialah menguatkan pengelolaan arus kas dengan bijak.

"Banyak yang bilang saat-saat sekarang cash is king. Ini tentunya mendorong para pengusaha untuk memprioritaskan pengeluaran-pengeluaran yang betul-betul esensial," ucapnya.

Lebih lanjut, pihaknya disebut sedang menghitung secara cermat dampak kenaikan BBM. Pelaku parekraf akan mendapatkan pukulan karena harga produk ekraf berpotensi meningkat akibat kenaikan harga bahan pasok utama produk tersebut. Dia memprediksi kenaikan harga BBM meningkatkan harga produk ekraf sekitar 10-20 persen.

Untuk peningkatan biaya transportasi ke destinasi wisata yang dijangkau melalui jalur darat maupun jalur laut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan mengajukan bantuan sosial untuk pelaku parekraf terutama masyarakat rentan yang memiliki pendapatan di bawah Rp 3 juta ke Kementerian Keuangan jika diperlukan.

"Kami berkomitmen untuk terus hadir dengan sekuat tenaga, dengan segala upaya, walaupun di tengah-tengah keprihatinan. Tapi kita yakin untuk melindungi sahabat-sahabat kita yang rentan dan membantu yang lemah," ungkap Sandiaga.





Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler