Pemerintah Diminta Batalkan Kenaikkan Harga BBM

Kebijakan tersebut diambil saat masyarakat tengah mencoba bangkit dari Covid-19.

ANTARA/Arif Firmansyah
Pemerintah Diminta Batalkan Kenaikkan Harga BBM (ilustrasi).
Rep: Dadang Kurnia Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Buruh dan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur di Surabaya, Selasa (6/9). Koordinator aksi dari IMM Jatim, Ali Mustain meminta pemerintah menarik ulang kebijakan menaikkan harga BBM.

Baca Juga


"Intinya kami menolak penyesuaian harga BBM. Kami menuntut pemerintah menarik ulang kebijakan untuk menaikkan BBM bersubsidi," ujarnya.

Ali menganggap keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM tidak tepat. Mengingat kebijakan tersebut diambil saat masyarakat tengah mencoba bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. 

Ali menjelaskan, setidaknya ada tiga tuntutan yang disuarakan dalam aksi tersebut. Pertama, menuntut pemerintah agar membatalkan penyesuaian harga BBM serta mendesak pemerintah untuk menurunkan harga BBM bersubsidi.

Kedua, mendesak Pemerintah melalui BPH Migas untuk membuat regulasi pengawasan peredaran BBM subsidi di masyarakat, supaya tepat sasaran. Ketiga, mendesak pemerintah memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dengan tujuan agar dikuasai sepenuhnya oleh negara dan diperuntukkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. 

Ketua DPRD Jatim, Kusnadi menemui langsung massa yang menggelar aksi tersebut. Kusnadi menyatakan akan menyampaikan aspirasi massa aksi ke DPR RI. Kusnadi yang merupakan politikus PDI Perjuangan itu pun menyatakan dirinya tidak setuju dengan keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Saya sebagai anggota DPRD Jatim juga tidak setuju dengan kenaikan BBM. Saya tidak mewakili fraksi tapi sebagai anggota DPRD. Sebagai ketua DPRD saya akan teruskan aspirasi saudara," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler