Komisi X Sambut Baik Transformasi Seleksi Masuk PTN
DPR ingatkan jangan sampai transformasi seleksi PTN justru menurunkan standar masuk
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyambut baik kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang melakukan transformasi Seleksi Perguruan Tinggi Negeri yang berpihak kepada semua kalangan.
“Saya mengapresiasi langkah yang dilakukan Kemendikbudristek RI untuk melakukan transformasi seleksi masuk PTN," kata Hetifah di Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Dia menilai sudah selayaknya seleksi masuk PTN dibuat inklusif, holistik, dan transparan dengan mengedepankan kemudahan serta penalaran berpikir peserta didik. Hal itu menurut dia dibuktikan dengan penyederhanaan tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan kewajiban transparansi perguruan tinggi untuk seleksi jalur mandiri.
Hetifah meyakini kebijakan Kemendikbudristek akan berdampak besar bagi peserta didik terutama dari kalangan kurang mampu. "Setidaknya kepercayaan diri peserta didik kurang mampu akan meningkat dan mereka akan mampu bersaing dengan peserta didik lainnya yang berasal dari berbagai latar belakang," ujarnya.
Namun dia mengingatkan efek domino dari transformasi tersebut sehingga harus dipikirkan dampak lanjutan dan peraturan-peraturan turunannya. Bukan hanya untuk SMA/SMK tetapi juga kepada perguruan tinggi dan lembaga penyelenggara tes masuk perguruan tinggi.
Politisi Partai Golkar itu menegaskan jangan sampai transformasi seleksi PTN justru menurunkan standar masuk PTN dan memunculkan potensi permainan nilai dari pihak sekolah untuk mendongkrak nilai rapor. Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) meluncurkan Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi dalam kegiatan Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh Dua yang diselenggarakan secara daring, pada Rabu (7/9/2022).
Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi itu didasarkan pada lima prinsip-prinsip perubahan yaitu mendorong pembelajaran menyeluruh, lebih berfokus pada kemampuan penalaran, lebih transparan, lebih inklusif dan mengakomodasi keragaman peserta didik, dan lebih terintegrasi.