Jenderal AS: Kejahatan Perang di Ukraina tak Bisa Disembunyikan
Ukraina menemukan kuburan massal di Kota Izium yang sebelumnya dikuasai pasukan Rusia
REPUBLIKA.CO.ID, TALLINN -- Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley mengatakan, kejahatan perang di Ukraina tidak dapat disembunyikan. Hal itu disampaikan setelah Ukraina menemukan kuburan massal di Kota Izium yang sebelumnya dikuasai pasukan Rusia.
“Dalam hal totalitas skala (potensi kejahatan perang), saya tidak tahu. Tapi saya akan memberitahu Anda bahwa dunia akan menemukan itu. Kejahatan perang tidak dapat disembunyikan, terutama hal-hal seperti kuburan massal,” kata Milley kepada awak media yang bepergian bersamanya setelah tiba di Estonia, Jumat (16/9/2022).
Milley memuji militer Ukraina karena merebut “inisiatif strategis” dari Rusia. Namun Milley berhati-hati dalam membuat prediksi. Ketika ditanya apakah Ukraina akan dapat merebut kembali semua wilayahnya dari Rusia, Milley mengatakan serangan Kiev masih dalam tahap awal. “Kita hanya melihat mungkin sekitar dua minggu sejauh ini. Dan masih harus dilihat seberapa jauh Ukraina dapat menekan pertarungan ini. Jadi saya pikir kita harus menunggu dan melihat bagaimana pertempuran berkembang,” ucapnya.
Otoritas Ukraina telah menemukan kuburan massal di Kota Izium yang berhasil direbut kembali dari kontrol pasukan Rusia. Lebih dari 440 mayat ditemukan dari kuburan tersebut.
"Saya dapat mengatakan itu adalah salah satu situs pemakaman terbesar di kota besar di (daerah) yang dibebaskan, 440 mayat dimakamkan di satu tempat. Beberapa meninggal karena tembakan artileri, beberapa meninggal karena serangan udara,” kata kepala penyelidik polisi untuk wilayah Kharkiv, Serhiy Bolvinov, saat diwawancara Sky News, Kamis (15/9/2022).
Kementerian Pertahanan Ukraina juga mengumumkan penemuan kuburan massal tersebut lewat akun Twitter resminya. “Kuburan massal ditemukan di Izium setelah pembebasan dari (pasukan Rusia),” tulisnya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyamakan penemuan kuburan massal di Izium dengan pembantaian warga sipil di Bucha pada awal agresi Rusia. “Rusia meninggalkan kematian di mana-mana dan harus bertanggung jawab,” ujar Zelensky dalam pidatonya pada Kamis malam waktu setempat.
Rusia telah membantah tudingan yang menyebut pasukannya menargetkan warga sipil dalam peperangan. Moskow pun merasa tidak melakukan kejahatan perang. Konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu. Setelah hampir tujuh bulan berlangsung, kedua negara belum menunjukkan tanda-tanda akan melakukan negosiasi damai atau gencatan senjata.