Tirzepatide: Obat Baru Diabetes Tipe 2, Juga Efektif Bantu Turunkan Berat Badan
Tirzepatide bekerja lebih cepat dalam turunkan gula darah, turunkan berat badan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru menemukan bahwa obat baru untuk diabetes tipe 2, tirzepatide, mampu menurunkan kadar gula darah sekaligus menunjang penurunan berat badan dengan efektif. Yang tak kalah menarik, tirzepatide dapat memberikan kedua manfaat tersebut dua kali lebih cepat dibandingkan obat diabetes lain.
Menurut tim peneliti, kinerja dari tirzepatide ini belum pernah terlihat pada obat-obat diabetes yang sudah ada saat ini. Tim peneliti juga menilai bahwa tirzepatide dapat membantu pasien diabetes tipe 2 dewasa untuk berada dalam kondisi yang lebih baik dan terhindar dari komplikasi jangka panjang.
"(Kinerja tirzepatide) melebihi obat-obat lain yang kita miliki saat ini," ungkap tim peneliti, seperti dilansir The Sun, Ahad (18/9/2022).
Obat tirzepatide diberikan kepada pasien melalui injeksi atau suntikan. Berbeda dengan kebanyakan obat diabetes yang perlu dikonsumsi setiap hari, tirzepatide hanya perlu disuntikkan setiap satu pekan sekali.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa tirzepatide bekerja dengan cara menarget hormon yang mengatur nafsu makan di dalam tubuh. Dengan menarget hormon ini, rasa lapar dan asupan kalori pasien diabetes tipe 2 bisa ditekan secara signifikan.
Hormon-hormon yang ditarget oleh obat tirzepatide biasanya ditemukan dalam kadar yang rendah pada penyadang diabetes tipe 2. Oleh karena itu, sekitar 90 persen pengidap diabetes tipe 2 memiliki kondisi tubuh yang gemuk.
Obat tirzepatide juga bekerja dengan cara mengatur kadar gula darah. Seperti diketahui, kontrol gula darah merupakan hal penting dalam manajemen diabetes. Alasannya, kadar gula darah yang tinggi atau tak terkontrol dapat memicu beragam komplikasi, mulai dari kerusakan saraf, kebutaan, serangan jantung, gagal ginjal, amputasi, hingga strok.
Seperti apa studinya?
Ada dua pengujian yang telah dilakukan terhadap tirzepatide. Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan efek dari tirzepatide dengan dua obat diabetes lain.
Dalam pengujian yang pertama, efek tirzepatide dibandingkan dengan insulin. Obat tirzepatide diberikan melalui injeksi satu pekan sekali sedangkan insulin diberikan dalam bentuk suntikan setiap hari.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa pasien yang menerima tirzepatide dapat mencapai target HbA1c sekitar 12 pekan lebih cepat dibandingkan pasien yang menerima insulin. Tak hanya itu, pasien yang mendapatkan tirzepatide juga memiliki hasil HbA1c yang lebih baik dibandingkan pasien yang menerima insulin.
Pengujian lainnya dilakukan untuk membandingkan efek dari tirzepatide dengan obat penurun berat badan, semaglutide. Dalam pengujian ini, tirzepatide diberikan dalam tiga dosis berbeda, yaitu 5 mg, 10 mg, dan 15 mg.
Semaglutide merupakan obat penurun berat badan yang diberikan melalui injeksi. Sebelumnya, obat ini diketahui dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 pada penyandang obesitas hingga 60 persen.
Hasil analisis dari pengujian ini menemukan bahwa pasien yang mendapatkan tirzepatide mampu mencapai target penurunan berat badan secara optimal. Pencapaian target ini bahkan lebih cepat dibandingkan penurunan berat badan pada pasien yang menerima semaglutide.
"Bagi para pengidap diabetes tipe 2, bisa mencapai target-target ini dalam waktu yang lebih cepat merupakan hal yang menakjubkan," ujar ketua tim peneliti Dr Adie Viljoen dari East and North Hertfordshire NHS Trust.
Mengenal diabetes
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efektif. Dari seluruh kasus diabetes yang ada di dunia, lebih dari 95 persennya merupakan jenis diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi akibat pengaruh pola hidup tak aktif yang memicu terjadinya kelebihan berat badan. Gejala diabetes tipe 2 mirip seperti diabetes tipe 1 yang merupakan penyakit autoimun.
Beberapa gejala dari diabetes adalah peningkatan frekuensi berkemih, muncul rasa haus atau polidipsia, dan rasa lapar yang terus menerus. Gejala lainnya adalah kelelahan dan pandangan yang kabur.