Kepala BPIP Minta Masyarakat Sidikalang Antisipasi Ideologi Selain Pancasila
BPIP melaksanakan dialog kebangsaan di Sumatra Utara tepatnya di Sidikalang
REPUBLIKA.CO.ID, SUMBUL - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melaksanakan dialog kebangsaan di Sumatra Utara tepatnya di Sidikalang Kabupaten Dairi. Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan dalam pidatonya, saat ini bangsa Indonesia tengah hidup di tengah era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi.
Dia menyebutkan ideologi-ideologi asing yang radikal dan bertentangan dengan Pancasila dapat mudah merasuki kehidupan masyarakat melalui kecanggihan dan kecepatan teknologi Informasi. “Kehidupan kita sebagai bangsa yang didasari Pancasila sungguh tengah mendapatkan tantangan yang luar biasa. Tentunya kita tidak menginginkan ideologi-ideologi asing tersebut menganggu kerukunan hidup masyarakat kita yang sedari dulu telah bhinneka, mengganggu terwujudnya cita-cita bersama bangsa indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila.” Jelasnya saat menjadi keynote speaker di acara dialog kebangsaan di Sidikalang, Senin (19/9/2022).
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) periode 2016-2020 itu menyebut sebagai tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam kehidupan keseharian masyarakat, sudah sepatutnya kita untuk lebih mawas diri dalam menghadapi gejala-gejala yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa yang hadir di tengah-tengah kita. Semua itu bisa kita lihat dari Bagaimanakah kondisi kerukunan umat beragama di Kabupaten Dairi saat.
"Bagaimanakah sikap dan perilaku toleransi yang berkembang diantara suku-suku dan kelompok etnik yang hidup di Dairi? Masihkah nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dairi yang mengandung butir-butir mutiara Pancasila itu dipraktikkan dalam laku hidup masyarakat sehari-hari?” terangnya.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan, Prakoso, menjelaskan tujuan untuk melaksanakan membumikan Pancasila yang tidak bisa dikerjakan sendiri dan harus didukung oleh komponen masyarakat dalam membumikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. “BPIP tidak mungkin melaksanakannya sendiri. Diperlukan dukungan serta partisipasi aktif dari setiap komponen masyarakat, untuk ikut berperan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.
Prakoso mengaku dalam hal merumuskan apa yang menjadi arah kebijakan pembinaan Ideologi Pancasila di setiap daerah serta apa yang menjadi persoalan dan tantangan di setiap daerah, solusi dan kerja kolaboratif seperti apa yang harus diwujudkan bersama-sama untuk mengatasinya. “Tentu tidak seperti yang diamanahkan para pendiri bangsa, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini bukanlah negara yang didirikan untuk satu orang, bukan pula untuk satu golongan, tetapi negara yang dilaksanakan oleh semua untuk semua,” paparnya.
Dia menyebut dalam membumikan Pancasila dibutuhkan komitmen yang sangat kuat serta berkolaborasi dalam menjawab tantangan membumikan Pancasila. “Sesungguhnya kita juga bisa merasakan atau mengalami sendiri keberadaan sejumlah tantangan besar yang menghalangi aktualnya Pancasila, terlebih di dalam era revolusi 4.0 seperti sekarang. Selain persoalan tentang pemahaman Pancasila, kehadiran ideologi asing dan radikalisme yang anti-Pancasila, intoleransi, dan eksklusivisme yang tak kunjung mereda di dunia digital seperti sekarang serta minimnya keteladanan Pancasila yang harus disikapi secara serius,” tegas Prakoso.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Bupati Kabupaten Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, anggota DPRD Sumatra Utara Sudarto, Wakil Ketua DPRD Dairi Halvensius Matondang, Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerja Sama Elfrida Herawati Siregar, staf ahli Bupati Kabupaten Dairi Leonardus Sihotang, serta para hadirin Dialog Kebangsaan Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Kabupaten Dairi.