OKI Kutuk Serangan Bom Masjid di Ibu Kota Afghanistan

Sedikitnya tujuh orang tewas dan 41 lainnya dilaporkan luka-luka pekan lalu.

(AP Photo/Omid Haqjoo
Orang-orang Afghanistan berkumpul di dekat lokasi ledakan di provinsi Herat, Afghanistan, Jumat, 2 September 2022. Pejabat Taliban dan petugas medis setempat mengatakan sebuah ledakan menghancurkan sebuah masjid yang ramai di Afghanistan barat, menewaskan lebih dari selusin orang, termasuk seorang ulama terkemuka. OKI Kutuk Serangan Bom Masjid di Ibu Kota Afghanistan
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk para pelaku serangan pekan lalu, yang terjadi di sebuah masjid di ibu kota Afghanistan, Kabul. Serangan tersebut dikatakan menargetkan sebuah masjid di lingkungan Wazir Akbar Khan.

Baca Juga


"Sekretariat Jenderal OKI mengutuk dengan keras ledakan kuat pada Jumat 23 September 2022 yang menargetkan sebuah masjid di lingkungan Wazir Akbar Khan di Kabul," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan dikutip di Yeni Safak, Selasa (27/9/2022).

Ledakan itu, yang terbaru dalam serentetan pengeboman mematikan selama beberapa bulan terakhir, dilaporkan menyebabkan tujuh orang tewas dan lebih dari 40 terluka. Lebih lanjut, dalam pernyataan itu disampaikan Sekretariat Jenderal OKI menyesalkan adanya serangan tak henti-hentinya dan keterlaluan, yang menyebabkan kematian dan cedera warga sipil tak berdosa di Afghanistan.

“Ledakan pada hari Jumat merupakan pengingat suram bahwa lingkungan keamanan di Afghanistan terus bergejolak,” ujar mereka.

Sekretariat Jenderal OKI pun menegaskan kembali seruannya kepada otoritas de facto di Kabul, untuk mengerahkan langkah-langkah yang lebih tegas. Tujuannya, mencegah serangan semacam itu dan memastikan orang Afghanistan hidup dengan aman dan selamat.

“OKI ingin menyampaikan simpati dan belasungkawa yang tulus kepada keluarga para korban ledakan dan pemulihan yang cepat dan penuh bagi mereka yang sayangnya terluka," lanjutnya.

Sedikitnya tujuh orang tewas dan 41 lainnya dilaporkan luka-luka, termasuk anak-anak. Kala itu, sebuah bom mobil meledak di luar sebuah masjid di Kabul saat jamaah pergi setelah sholat Jumat.

Pihak berwenang telah membuka penyelidikan dan bekerja untuk meminta pertanggungjawaban pelaku. Segera setelah ledakan, personel keamanan Taliban tiba di tempat kejadian dan memblokir kendaraan yang lewat.

Sejauh ini, tidak ada organisasi yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu. Hal ini merupakan aksi terbaru sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan Agustus lalu.

Pada 2 September, Maulana Mujeeb-ur-Rahman Ansari, seorang ulama Islam terkenal pro-Taliban, termasuk di antara 18 orang yang tewas ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya saat sholat Jumat di kota barat Herat. Kelompok teroris Daesh/ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler