Kala Yurt Jadi Pilihan Tinggal Warga Hungaria Demi Tekan Biaya Energi

Penggunaan yurt akan menghemat biaya sehari-hari, terutama pemanas.

Daily News Hungary
Yurt (jurta) menjadi pilihan tinggal banyak warga Hungaria demi menekan biaya energi yang dilanda krisis.
Rep: Fergi Nadira Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAKESZI -- Yurt kini menjadi pilihan tinggal banyak warga Hungaria demi menekan biaya energi yang dilanda krisis. Yurt adalah tenda besar berbentuk lingkaran menyerupai kubah seperti yang digunakan oleh orang-orang nomaden di stepa Asia Tengah.

Baca Juga


Pembangun yurt, Gabor Adorjan mengatakan pesanannya telah melonjak hingga musim panas mendatang. Rata-rata pesanan yurt yang ia terima adalah untuk ukuran terbesar yang biasanya digunakan sebagai rumah.

Adorjan bahkan memperkirakan sekitar 1.000 yurt ada di Hungaria hingga September dengan peningkatan jumlah yang digunakan sebagai rumah. Sebelumnya, yurt hanya digunakan untuk turis atau orang yang tinggal jauh di luar jaringan.

"Ada yang mengatakan ini akan tetap seperti ini di masa depan mungkin karena banyak orang memilih bukan hanya karena kenaikan harga energi tetapi juga karena kenaikan harga konstruksi," kata Adorjan.

Salah satu warga adalah David Zih yang bekerja di industri film Hungaria. Ia pun tak pernah menyangka bakal tinggal di yurt untuk menghindari melonjaknya biaya hidup.

Sebelumnya dia merencanakan dengan matang untuk membangun sebuah rumah dengan teras dan pemandangan di sebidang tanahnya di dekat Budapest. Kendati konstruksi yang meningkat dan harga energi yang tinggi, niat itu ia urungkan. Kepala teknisi kamera berusia 37 tahun itu akhirnya memesan yurt sebagai sebuah rumah untuk ditinggali.

"Pada saat yurt siap, harganya akan menjadi setengah dari harga rumah yang ringan. Saya mendapat penawaran untuk rumah seperti itu di musim semi dan pada musim gugur biayanya naik 30 persen lagi," kata Zih.

Rumah barunya akan mencakup 80 meter persegi di antara pepohonan pinus di Budakeszi dan akan selesai sebelum musim dingin tiba. Rumah yurt yang dipesannya dilengkapi jendela dan alas kayu berinsulasi, serta dinding dan langit-langit kayu berpalang yang dilapisi insulasi.

Zih mengatakan begitu dia pindah, dia akan menghemat besar di yurt karena pemanas listrik bisa dipasang di dinding. Zih adalah salah satu dari peningkatan jumlah warga Hungaria yang memilih yurt sebagai akomodasi permanen mereka karena krisis energi.

Membangun yurt hingga seukuran Zih akan menelan biaya kurang dari 10 juta forint (23.400 dolar AS). Yurt terbesar membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk dibangun.

 

Ada sekitar selusin pembuat yurt di Hongaria, dan kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mereka mendapat banyak pertanyaan dan pesanan baru. Menurut Adorjan, yurt lebih murah bagi pemanas karena udara bersirkulasi dalam satu ruang bundar yang menahan panas lebih lama, sementara dindingnya diisolasi.

"Bahkan kompor kecil bisa memanaskan yurt dalam waktu singkat," kata Adorjan.

Keluarga lain, yakni keluarga Pogany pindah ke yurt mereka tiga bulan lalu. Tadinya mereka tinggal di sebuah peternakan dekat Kecskemet di Hungaria timur, memelihara domba dan menanam labu untuk dijual sehingga bisa membeli yurt.

Di bekas rumah pertanian mereka, mereka hanya memanaskan satu ruangan dengan tungku kayu dan itu pun malah dingin di pagi hari. Sekarang di yurt, mereka akan menggunakan kompor dan pemanas lantai listrik. Yurt mereka didekorasi dan ditata seperti apartemen dengan gambar, tanaman, sofa, tempat tidur, meja makan, dan area dapur yang rapi.

Sambil menunggu dikarunia anak pertama mereka, keluarga Pogany menegaskan bahwa tetap hangat lebih penting dari segalanya. Mereka berencana untuk tinggal di yurt selama bertahun-tahun, sambil mencoba menabung untuk membangun kembali rumah pertanian lama mereka.

"Bagi saya ini sangat melegakan. Saya tidak takut kami kedinginan karena saya tahu kompor akan membuat kami tetap hangat," kata Petra Pogany-Bago duduk di samping suaminya di yurt mereka yang nyaman.

 

Mihaly Pogany, 28, yang bekerja sebagai agen asuransi, mengatakan dunia telah berubah dan orang harus menyesuaikan diri dengan tingkat kenyamanan yang lebih rendah. "Merupakan kemewahan besar untuk memanaskan flat hingga 26 Celcius," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler