Yusuf Qaradawi dalam Pandangan Masyarakat India

Dia dihormati oleh para intelektual dari seluruh spektrum Islam.

EPA-EFE/NOUSHAD THEKKAYIL
Orang-orang membawa peti mati ulama Muslim terkemuka Sheikh Yusuf al-Qaradawi di Doha, Qatar, 27 September 2022. Akun Twitter resmi Al-Qaradawi mengumumkan pada 26 September 2022 bahwa ulama kelahiran Mesir itu telah meninggal pada usia 96 tahun.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Ketika Abul A'la al-Maududi, tokoh Islam paling terkemuka di anak benua India meninggal pada 1979, almarhum ulama Mesir Yusuf Qaradawi yang memimpin doa pemakamannya. Sebuah pemakaman yang juga dihadiri oleh ribuan orang.

Baca Juga


Foto-foto sholat itu dibagikan secara luas di media sosial setelah kematian Qaradawi pada pekan lalu di Doha pada usia 96 tahun. Fakta Qaradawi memimpin sholat untuk Maududi dipandang sebagai simbol yang sangat tinggi dari pengaruh dan statusnya di kalangan intelektual Islam, melampaui batas negara kelahirannya, Mesir, dan tempat tinggalnya di negara Teluk Qatar.

Middle East Eye berbicara kepada beberapa murid dan pengikut Qaradawi di negara bagian Kerala, India Selatan, di mana ribuan orang sangat dipengaruhi oleh pemikirannya tentang yurisprudensi Islam. Termasuk juga di mana lebih dari selusin karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Malayalam, bahasa lokal.

“Saya tidak ingat cendekiawan Arab kontemporer lainnya yang berpengaruh seperti dia di Kerala,” kata Ilyas Moulavi, Mantan asisten dan mahasiswa Qardhawi antara 1994-1999 dilansir dari Middle East Eye, Ahad (2/10/2022).

Pada awal 1970-an, banyak siswa dari Kerala datang ke Qatar dengan beasiswa pemerintah dan mendaftar di Al Ma'had al-Dini (Lembaga Keagamaan), sebuah sekolah menengah untuk anak laki-laki yang dipimpin oleh Qardhawi pada saat itu.

"Pada 1983, Islamic Publishing House, sayap penerbitan dari Jamaat-e-Islami Hind (JIH) negara bagian Kerala, menerbitkan terjemahan buku Qaradawi The Lawful and the Prohibited in Islam," kata Asisten Direktur saat ini di penerbitan Kottathodika Hussain.

IPH kemudian menerbitkan lebih dari 15 buku karya Qaradawi, termasuk dua jilid dari empat jilid Fatwa Kontemporernya. Hussain mengatakan IPH tidak menerbitkan terjemahan Fiqh Al-Zakat, tesis doktoral Qaradawi yang diperluas, tetapi semua publikasi IPH berikutnya tentang topik tersebut banyak diambil dari buku tersebut.

 

Seorang cendekiawan moderat

Tidak semua pendukungnya di Kerala adalah pengikut ideologi Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam politik Mesir yang mengilhami kehidupan awal dan aktivisme Qaradawi dan yang sekarang menganggapnya sebagai salah satu ideologi utamanya. Dia dihormati oleh para intelektual dari seluruh spektrum Islam.

Ilmuwan sosial Sadik Mampad mengatakan retorika kebangkitan Islam dan islah (reformasi) sudah ada di Kerala jauh sebelum Qaradawi. “Gerakan revivalis Islam Kerala, sebuah bagian yang kemudian disejajarkan dengan Salafisme, telah dipengaruhi oleh pemikiran Rashid Rida, Muhammad Abduh, dan majalah revivalis Mesir Al-Manar sejak 1920-an,” kata Mampad kepada Middle East Eye.

“Jadi ketika Qaradawi datang, dia dipahami dan diterima. Namun, dia membawa konsep wasaṭiyya [moderasi] ke depan gerakan Islam,” tambahnya.

Sheikh Yusuf al-Qaradawi di Masjid Omar Bin Al-Khatab di Doha, 14 September 2012. (REUTERS/Fadi Al-Assaad )

Mampad mengatakan Qaradawi termasuk yang pertama menggunakan internet untuk menyebarkan ide-idenya, termasuk dengan mengeluarkan fatwa melalui situs berbahasa Inggris Islam Online. “Dia menggunakan bahasa kontemporer untuk menyebarkan pemikirannya. Banyak ulama Islam, yang sebaliknya menafsirkan fiqh secara bebas, masih ketat tentang musik dan film. Tapi Qaradawi punya fatwa yang mendukung seni kreatif dan hiburan,” kata Mampad.

Meskipun Fiqh al-Aqalliyyat (Yurisprudensi Minoritas) pada awalnya ditujukan untuk Muslim Eropa, Muslim India juga menganggapnya relevan. “Beberapa dewan yurisprudensi Islam di India menganggap Qaradawi sebagai titik acuan. Dia juga mengajari Islamis bagaimana terlibat dalam proses demokrasi dan meminta mereka untuk berbicara dalam bahasa kewarganegaraan,” katanya.

 

Demikian pula, Faiz Babu, seorang aktivis sosial di Kerala, mengatakan bahwa Qaradawi memandang fikih sebagai alat pemecahan masalah daripada hanya tradisi. Sementara sebagian besar siswa Indianya berasal dari Kerala, MEE berbicara dengan seorang sarjana India yang dikenal mempelajari kehidupan dan karya-karya Qaradawi yang datang dari Utara lebih jauh. Masood Alam Falahi, dari negara bagian Uttar Pradesh, tinggal di Qatar dari 2007-2009 dan menulis banyak buku tentang dia, di samping disertasi PhD tentang karya-karya Qaradawi.

Karya-karya Falahi mencakup pemikiran, fikih dan literatur Qaradawi, khususnya fikih minoritas (fiqh al-aqalliyyat) dan fikih prioritas (fiqh al-awlawiyyat). “Pendekatannya adalah moderasi. Dia menentang fanatisme dan ekstremisme, agama atau sektarian, dalam pemikiran, yurisprudensi, dan perilaku," katanya.

“Buku-bukunya Fiqh al Lahw w al-Tarweeh (Hukum Hiburan dan Rekreasi) dan Fiqh al Ghena w al-Mausiqi (Fikmah Menyanyi dan Musik) mencari jalan tengah antara kelebihan dan kelalaian. Dia ingin membuat masalah menjadi mudah bagi umat Islam," tambahnya.

Adapun pengaruh Qaradawi di India, Falahi mengatakan dia memiliki kontak dekat dengan semua kelompok Islam. Dia mengunjungi Darul Uloom Nadwatul Ulama di Lucknow, Jamiatul Falah dan Darul Musannefin Shibli Academy di Azamgarh, dan Jamia Nizamia di Hyderabad. Lembaga-lembaga ini secara luas mewakili Salafi, Sufi dan ideologi Islam.

Ketika Qaradawi meninggalkan Mesir pada 1961, ia berbasis di kawasan Teluk, yang didominasi oleh mazhab Hanbali, yang sangat tekstual. “Namun, dia tidak memprovokasi mereka,” kata Sadic K Mohamed, mantan mahasiswa lain di Institut Keagamaan yang berbasis di Doha.

 

“Qaradawi bersikap lembut dalam menghadapi kelompok garis keras Hanbali. Dia berdebat dengan mereka dengan hormat," tambahnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler