UEA Ingin Bantu Selesaikan Konflik Rusia-Ukraina

Konflik Ukraina-Rusia sudah berlangsung selama beberapa bulan.

EPA-EFE/SERGEY DOLZHENKO
UEA Ingin Bantu Selesaikan Konflik Rusia-Ukraina. Foto: Pakar Ukraina memeriksa mobil yang hancur setelah penembakan di pusat kota Kyiv (Kiev), Ukraina, 10 Oktober 2022. Ledakan dilaporkan terjadi di beberapa distrik di ibukota Ukraina, Kyiv, pada 10 Oktober. Sedikitnya sembilan orang tewas dan puluhan luka-luka akibat serangan itu, kata Layanan Darurat Negara (SES) Ukraina. Pasukan Rusia memasuki Ukraina pada 24 Februari 2022 memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.
Rep: Kamran Dikarma Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW – Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan mengunjungi Rusia, Senin (10/10/2022). Dia hendak membantu menemukan solusi politik yang efektif untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.

“(UEA) berusaha mencapai hasil positif guna mengurangi eskalasi militer, mengurangi dampak kemanusiaan, dan mencapai penyelesaian politik untuk mencapai perdamaian dan keamanan global,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) UEA dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Emirates News Agency.

Baca Juga


 
Kunjungan Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan ke Rusia telah diumumkan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin. Peskov mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin diagendakan melakukan pertemuan bilateral dengannya di St. Petersburg pada Selasa (11/10/2022). “Presiden Putin akan bertemu dengannya untuk negosiasi bilateral," kata Peskov, seraya menambahkan bahwa percakapan akan dilakukan secara pribadi, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.
 
Peskov tak menyinggung apakah Putin dan Sheikh Mohammed akan turut membahas tentang perkembangan konflik Rusia-Ukraina. Saat Peskov mengumumkan tentang kunjungan Sheikh Mohammed, Rusia melancarkan serangkaian serangan udara ke sejumlah kota di Ukraina, termasuk ibu kota Kiev.

Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Rusia menembakkan 84 rudal jelajah dan 43 di antaranya berhasil ditembak jatuh sebelum mencapai sasaran.  Dalam serangannya, Rusia turut mengerahkan 24 pesawat nirawak (drone), termasuk 13 unit drone Shahed-136 buatan Iran. Militer Ukraina pun berhasil menghancurkan 13 drone milik Rusia, termasuk 10 drone bunuh diri. Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina meminta warga Ukraina untuk tetap tenang dan tidak mengabaikan peringatan serangan udara. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, selain mengincar warga sipil, serangan terbaru Rusia turut menargetkan fasilitas energi.  Mereka memiliki dua target. Fasilitas energi di seluruh negeri. Target kedua adalah masyarakat," kata Zelensky dalam sebuah video di media sosial setelah Rusia meluncurkan serangan udaranya.

Menurut Zelensky, lewat serangan udara yang menghantam sejumlah kota di Ukraina, termasuk ibu kota Kiev, Rusia mengharapkan terjadinya kepanikan dan kekacauan. “Mereka ingin menghancurkan sistem energi kami,” ucapnya.
 
Dia mengungkapkan, akibat serangan Rusia, mungkin akan ada pemadaman listrik sementara. “Tapi tidak akan pernah ada gangguan dalam kepercayaan kami; kepercayaan kami dalam kemenangan,” ujar Zelensky.

 
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler