Mantan Staf Trump Diperintahkan untuk Pindahkan Dokumen Negara ke Kediamannya
Pemindahan terjadi usai Trump menerima tuntutan pengadilan agar dokumen dikembalikan.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang mantan staf Donald Trump telah memberi tahu agen federal bahwa, Trump meminta agar sejumlah berisi dokumen dipindahkan ke kediaman pribadinya di Florida. Perintah untuk memindahkan kotak dokumen itu berlangsung setelah Trump menerima panggilan pengadilan yang menuntut dokumen negara tersebut dikembalikan.
Kesaksian saksi kunci, ditambah dengan rekaman pengawasan yang diperoleh Departemen Kehakiman, mewakili beberapa bukti terkuat tentang kemungkinan Trump menghalangi keadilan. FBI melakukan penggeledahan yang disetujui pengadilan pada 8 Agustus di rumah Trump di Mar-a-Lago, Palm Beach. FBI menyita lebih dari 11.000 dokumen termasuk sekitar 100 dokumen yang ditandai sebagai dokumen rahasia.
Staf yang bekerja di kediaman pribadi Trump di Mar-a-Lago, Florida bekerja sama dengan Departemen Kehakiman. Surat kabar Washington Post melaporkan, staf tersebut telah diwawancarai beberapa kali oleh agen federal.
Saksi awalnya membantah menangani dokumen sensitif. Namun dalam percakapan berikutnya dengan agen, saksi mengaku memindahkan sejumlah kotak berisi dokumen atas permintaan Trump. Seorang juru bicara Trump menuding pemerintahan Presiden Joe Biden telah mempersenjatai penegakan hukum.
"Setiap presiden lainnya telah diberikan waktu dan rasa hormat mengenai administrasi dokumen, karena presiden memiliki otoritas tertinggi untuk mengkategorikan catatan, dan materi apa yang harus diklasifikasikan," kata juru bicara Trump, Taylor Budowich kepada Washington Post.
Budowich menuduh Departemen Kehakiman membocorkan informasi yang menyesatkan ke media. Penyelidikan dokumen adalah salah satu dari beberapa masalah hukum yang dihadapi Trump saat ia mempertimbangkan apakah akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada 2024.
Jaksa Agung negara bagian New York baru-baru ini mengajukan gugatan perdata yang menuduh Trump dan tiga anaknya melakukan penipuan dan kekeliruan dalam menyusun laporan keuangan dari perusahaan real estate keluarga tersebut. Perusahaan Trump akan menjalani sidang pada 24 Oktober atas tuduhan penipuan pajak kriminal negara bagian New York.
Secara terpisah di Georgia, dewan juri di Fulton County sedang menyelidiki upaya Trump untuk membatalkan kekalahan pemilihan presiden 2020. Ketika itu, ribuan pendukung Trump menyerbu gedung Capitol untuk mencegah kemenangan Biden.