Banjir Landa Desa Purorejo Lumajang, 115 KK Mengungsi
Tidak hanya banjir, tanah longsor juga terjadi di Desa Purorejo.
REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Sebanyak 115 kepala keluarga (KK) atau 315 jiwa mengungsi akibat banjir di Desa Purorejo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hujan deras yang mengguyur Desa Purorejo, Kecamatan Tempursari , menyebabkan Sungai Glidik meluap, sehingga menggenangi rumah warga dan kawasan perkebunan di desa setempat, Senin (17/10/2022) hingga Selasa.
Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan warga yang rumahnya terendam banjir segera mengungsi ke sejumlah rumah warga yang aman dari banjir dengan titik pengungsian tersebar di beberapa lokasi.
Menurutnya, titik pengungsian berada di rumah Eko yang merupakan ketua RT 01 RW 07 Dusun Pasirejo dengan total pengungsi sebanyak 42 jiwa. Kemudian di rumah Kasun Pasirejo sebanyak 52 jiwa.
"Pengungsian korban banjir juga tersebar di enam titik rumah warga di RT 02, RW 06 Dusun Pasirejo sebanyak 129 jiwa dan lima titik rumah warga di RT 01, RW 06 Dusun Pasirejo sebanyak 92 jiwa," urjanya.
Selain di Desa Purorejo, banjir juga merendam rumah warga di Desa Bulurejo, Kecamatan Tempursari, dengan jumlah warga yang terdampak banjir sebanyak 298 KK.
Tidak hanya banjir, bencana tanah longsor juga melanda Desa Purorejo dengan jumlah tiga rumah warga yang terdampak yakni longsoran menimpa rumah Sanali, Sutris, dan Ponidi, sehingga ketiga korban sementara mengungsi ke rumah kerabatnya yang aman dari bencana alam.
Tanah longsor juga terjadi di Desa Pundungsari, Kecamatan Tempursari, dan Desa Argosari, Kecamatan Senduro, akibat tingginya curah hujan yang mengguyur Lumajang.
"Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir dan tanah longsor di Lumajang. TRC BPBD Lumajang sampai saat ini masih melakukan asesmen lanjutan bersama perangkat desa," kata dia.
Joko mengimbau masyarakat untuk selalu siaga dan waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana alam terjadi sewaktu-waktu, terutama di sejumlah kecamatan yang rawan bencana di Lumajang.