IDAI: Belum Ada Konklusi Tunggal Penyebab Kasus-Kasus Gangguan Ginjal Akut

Sejauh ini, sudah ada 192 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.

www.hippopx.com
Anak sakit (ilustrasi). Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI,) sudah 192 anak terkonfirmasi mengalami gangguan ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengklarifikasi narasi seputar penyetopan sementara obat konsumsi sirup mengandung paracetamol yang dikaitkan dengan gangguan ginjal akut di Indonesia. Sejauh ini, sudah ada 192 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.

"Dari 192 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, belum ada satu pun yang mengerucut pada konklusi tunggal," kata dr Piprim dalam pernyataannya melalui siaran live dari akun Instagram IDAI di Jakarta, Selasa (18/10/2022) malam.

Dr Piprim mengatakan IDAI bersama Kementerian Kesehatan RI masih mendalami sejumlah teori yang berkaitan dengan gangguan ginjal akut di Indonesia. Teori yang dimaksud di antaranya pengaruh adenovirus pada penyintas Covid-19, leptospirosis, hingga campuran dietilen glikol dan etilen glikol pada bahan pelarut obat sirup mengandung parasetamol yang diduga sebagai pemicu kematian balita di Gambia, Afrika.

"Pelajaran kasus di Gambia, kandungan etilen glikol di pelarut obat batuk sirup banyak memicu kejadian gangguan ginjal akut. Saat itu disetop, kasusnya menurun," katanya.

Atas laporan itu, IDAI sebagai organisasi yang mewadahi dokter spesialis anak di Indonesia memiliki tanggung jawab profesi untuk memberikan perlindungan maksimal kepada anak dari segala risiko penyakit. Salah satunya dengan menjadikan informasi yang terjadi di Gambia sebagai sarana edukasi kepada masyarakat untuk merasionalkan penggunaan obat serta membiasakan diri untuk berkonsultasi kepada dokter terkait konsumsi obat.

"Kalau IDAI adalah kewaspadaan dini. Kasus gangguan ginjal akut yang tidak selamat juga banyak. Apapun yang ada kecurigaan, harus waspada," katanya.

Menurut dr Piprim, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menyetop penggunaan obat, melainkan memberi anjuran kepada masyarakat untuk lebih bijak mengonsumsi obat, termasuk kepada anak. Gejala demam pada anak, menurut dr Piprim, adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virus. Kompres hangat dapat membantu meredakannya.

Baca Juga


"Jangan buru-buru memberikan obat," katanya.

Dr Piprim mengatakan, parasetamol yang beredar bebas di pasar Indonesia saat ini belum tentu menjadi sebab gangguan ginjal akut di Indonesia. "Sebagai contoh, pagi tadi saya dihubungi salah satu ibu empat anak. Beliau bilang anaknya usia tujuh bulan wafat," katanya.

Kasus gangguan ginjal akut misterius. - (Republika)



Anak yang wafat tersebut memiliki tiga kakak dengan gejala demam yang sama. Yang membedakan, kakaknya mengonsumsi obat mengandung paracetamol, sementara adik mereka yang wafat tidak.

"Buktinya yang minum parasetamol tidak apa-apa. Yang meninggal malah yang tidak mengonsumsi parasetamol," katanya.

IDAI tetap membolehkan masyarakat untuk mengonsumsi paracetamol selama memenuhi anjuran dokter jika mengalami gejala demam. Sebab, hasil penelitian terkait gagal ginjal akut belum konklusif di Indonesia.

"Kalau sudah ada hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan produk tertentu mengandung bahan berbahaya, silakan (disetop)," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler