Cara Cegah Osteoporosis Sesuai Fase Usia

Pencegahan osteoporosis dapat dimulai dari masa anak-anak.

www.freepik.com.
Berjalan kaki (ilustrasi). Melakukan aktivitas fisik dan olahraga penting untuk mencegah osteoporosis.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah tulang Oryza Satria mengatakan Hari Osteoporosis Sedunia yang akan diperingati pada 20 Oktober merupakan momentum untuk mengenali cara-cara pencegahan di sepanjang fase usia seseorang. Satria menegaskan pencegahan penting untuk dilakukan mengingat osteoporosis sering kali tidak memunculkan gejala awal.

Osteoporosis biasanya baru diketahui ketika seseorang mengalami patah tulang atau saat seseorang memeriksakan kondisi kepadatan tulangnya. Pencegahan osteoporosis dapat dibagi dalam beberapa fase umur, yaitu anak-anak, dewasa muda, dan dewasa.

"Juga pada saat sudah lanjut usia terutama yang sudah terdeteksi osteopenia," kata Satria yang juga dokter dari RSUP Fatmawati itu dalam bincang virtual pada Rabu (19/10/2022).

Baca Juga



Pada usia anak-anak, yang bisa dilakukan yaitu mencapai potensi maksimal massa tulang dengan menanamkan motivasi agar bisa membiasakan diri melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara rutin. Kemudian pada usia dewasa muda dan dewasa, dr Satria mengingatkan pentingnya mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak hanya kalsium melainkan juga protein, mineral, dan vitamin D.

Kebutuhan nutrisi harus terpenuhi dengan baik dan tepat, tidak kurang dan tidak lebih. Selain itu, usia dewasa juga penting untuk mempertahankan berat badan ideal serta menghindari rokok dan menghindari alkohol.

Sama seperti anak-anak, orang dewasa juga tetap dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga. Dr Satria mengingatkan bahwa aktivitas fisik berbeda dengan olahraga.

"Aktivitas fisik dapat berupa jalan kaki sementara olahraga harus memiliki target yang terukur," jelasnya.

Pada usia lanjut, pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi seperti kalsium, protein, mineral, dan vitamin D juga tetap diperhatikan. Demikian pula aktivitas fisik dan olahraga, dengan catatan harus disesuaikan dengan kondisi lansia dan tidak direkomendasikan melakukan olahraga yang kompleks karena sangat berisiko menimbulkan fraktur atau patah tulang.

"Hal khusus yang perlu diperhatikan pada usia lanjut adalah keseimbangan postur tubuh yang koordinasi dan kekuatan otot harus dijaga karena ini berpengaruh terhadap nanti risiko dari penyakit jantung dan akan menimbulkan fragility fracture atau patah tulang," kata dr Satria.

Hal lain yang paling penting pada usia lanjut, apalagi jika sudah terdeteksi mengalami osteoporosis, yaitu mengurangi risiko penyakit jantung dengan cara faktor internal. Misalnya, apabila seorang lansia memiliki riwayat penyakit penyerta seperti strok, demensia, atau parkinson, maka penyakit tersebut harus dikelola atau diobati.

Kemudian, perhatikan pula faktor eksternal seperti lingkungan rumah dan lingkungan kerja. Lingkungan harus dimodofikasi sedemikian rupa, terutama bagi lansia yang sudah terdeteksi osteoporosis.

"Kalau di lingkungan rumah jangan sampai ada lantai yang tidak rata, itu kalau misalkan sudah terjadi gangguan koordinasi gerakan maka akan mudah sekali tersandung dan akhirnya jatuh," kata Satria.

Selain itu, hindari lantai yang licin. Sandal juga jangan licin.

"Kalau di kamar mandi, kasih pegangan supaya bisa bangun, karena di kamar mandi itu risiko jatuhnya juga tinggi," kata Satria.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler