BPBD Kulon Progo Konsolidasi Hadapi Bencana Hidrometeorologi
Saat ini belum puncak musim hujan, tapi intensitas hujan sudah mulai tinggi.
REPUBLIKA.CO.ID,KULON PROGO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan konsolidasi komunitas relawan dan kalurahan tangguh bencana dalam rangka menghadapi musim hujan dan potensi bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi mengatakan saat ini belum puncak musim hujan, tapi intensitas hujan sudah mulai tinggi.
"Sampai saat ini sudah ada 180 titik bencana di Kulon Progo karena hujan. Sehingga, kami melakukan konsolidasi dengan relawan bencana," kata Joko Satyo Agus Nahrowi, Jumat (21/10/2022).
Ia mengatakan tugas relawan yang utama adalah memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, yakni pembaruan informasi dari BMKG, saat hujan intensitas tinggi dan durasi panjang. Mereka harus siap siaga menghadapi bencana, khususnya di wilayah rawan bencana tanah longsor.
"Kalau ada hujan dengan intensitas tinggi dan durasi panjang, mereka harus segera mengungsi ke tempat yang aman," katanya.
Ia mengatakan Bupati Kulon Progo sudah mengeluarkan status tanggap darurat bencana mulai 4-17 Oktober, dan diperpanjang dari 18-31 Oktober 2022.
"Harapan kami bisa mengakses anggaran biaya tidak terduga, sehingga dampak bencana hidrometeorologi dapat ditangani dengan cepat," katanya.
Bila terjadi kedaruratan, masyarakat harus langsung lapor ke BPBD, lurah (kades) dan penewu (camat).
Adapun wilayah dengan potensi ancaman bencana paling tinggi, yakni Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan sebagian Pengasih. "Kami sudah mensosialisasikan kepada jajaran desa hingga relawan," katanya.