Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah, OJK Sasar Santri

Tingkat literasi keuangan yang baik juga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat.

ANTARA/Basri Marzuki
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widiasari Dewi (tengah), Sekretaris Daerah Sulawesi Tengah Rudy Dewanto (kiri) dan Anggota Komisi XI DPR Muhidin Moch Said (kanan) bersiap berfoto bersama saat pengukuhan serentak Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) se Sulawesi Tengah di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (22/9/2022). TPAKD yang pembentukannya difasilitasi OJK diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah itu yang saat ini indeksnya baru mencapai 84,56 persen untuk inklusi keuangan dan 39,63 persen untuk literasi keuangan.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, termasuk keuangan syariah. Bahkan, literasi dan inklusi keuangan syariah ini dilakukan dengan menyasar santri.

Baca Juga


Salah satunya yang dilakukan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Munawwir Krapyak, Bantul, Sabtu (22/10). Kegiatan tersebut digelar bersama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) Syariah.

Kegiatan itu juga dilakukan dalam rangka perayaan Hari Santri Nasional 2022 dengan mengusung tema 'SAKINAH' (Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah).

Dalam opening ceremony perayaan Hari Santri Nasional yang dipusatkan di Ponpes Al-Munawwir Krapyak, diikuti juga secara serentak oleh berbagai santri di ponpes lainnya di beberapa daerah di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan itu dihadiri lebih dari 5.000 peserta yang hadir secara tatap muka di masing-masing ponpes.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi menilai, pemahaman keuangan syariah ini sangat penting bagi santri. Untuk itu, santri pun perlu didorong untuk memiliki literasi dan inklusi keuangan yang baik.

Hal ini, kata Friderica, agar santri juga dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengakses keuangan (inklusi) pada lembaga jasa keuangan formal. Friderica menekankan, pada intinya literasi keuangan itu merupakan kemampuan untuk dapat mandiri secara keuangan nantinya.

"Karena sebetulnya ilmu tentang pengelolaan keuangan adalah essential life skill atau keterampilan hidup yang sangat penting dibutuhkan oleh kita semua," kata Friderica di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul, Sabtu (22/10/2022).

Ia juga menyebut, tingkat literasi keuangan yang baik juga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat. Terutama terkait kewaspadaan terhadap penawaran investasi ilegal/bodong yang marak terjadi di masyarakat, termasuk penawaran kredit pembiayaan ilegal seperti pinjaman online, bahkan rentenir.

"Ini problem kita semua, selain model rentenir tradisional, juga seperti sekarang pinjol (pinjaman online) ilegal juga marak. Mereka lebih agresif dan (proses peminjaman) lebih cepat dan lebih mudah," ujar Friderica.

Perayaan Hari Santri Nasional 2022 di ponpes tersebut juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect kepada lingkungan sekitar. Hal ini mengingat peran santri juga sangat penting dalam memberikan edukasi kepada lingkungan sekitarnya.

"Kegiatan edukasi keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan pada masyarakat, sehingga dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan agar tidak terjerumus pada utang yang konsumtif atau penipuan yang berkedok investasi," jelasnya.

Dalam rangkaian perayaan Hari Santri Nasional tersebut, juga dilakukan Talkshow Edukasi Keuangan Syariah, Launching Gerakan Santri Menabung, dan tabligh akbar/doa bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan rekening Simpel iB selama periode 22–25 Oktober 2022 guna mendukung Gerakan Santri Menabung dan Bulan Inklusi Keuangan.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler