Calon Ayah dan Ibu Perlu Tahu, Gaya Hidup Juga Pengaruhi Kesuksesan Program Bayi Tabung

Calon ayah dan ibu perlu perbaiki gaya hidup sebelum jalani program bayi tabung.

www.freepik.com.
Bayi tabung (ilustrasi). Kondisi tubuh calon ibu dan ayah harus optimal sebelum memulai program bayi tabung.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kebidanan dan kandungan R Muharam mengatakan memperbaiki gaya hidup perlu dilakukan sebelum menjalani proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Ia mengingatkan gaya hidup juga menentukan hasil yang didapat.

"Sebelum dilakukan IVF, semuanya diharapkan dalam keadaan optimal, gaya hidupnya harus bagus dulu," kata dr Muharam saat diskusi mengenai kiat sukses bayi tabung yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga


Andaikan kadar vitamin D calon ibu masih rendah, maka itu perlu diperbaiki. Kalau calon ayah dan ibu masih sering bergadang atau merokok maka kebiasaan itu perlu dihentikan.

Selain memperbaiki gaya hidup, pasangan suami istri juga perlu mengelola stres selama proses bayi tabung. Dengan begitu, mereka tidak terganggu secara psikologis dan juga tidak membanding-bandingkan dengan proses bayi tabung orang lain karena hasil yang didapat tidak bisa sama.

"Stres itu mengganggu juga, ibu-ibu dan pasangan yang paling banyak stres itu pada saat monitor sel telur dan transfer embrio, itu paling stres dan itu diharapkan bisa terkendali. Kita serius tapi santai," ucap dr Muharam.

Dr Muharam menjelaskan persiapan awal yang perlu dilakukan khususnya bagi suami adalah mengecek kondisi sperma agar bisa menghasilkan kualitas sperma yang baik. Jika ada gangguan bisa berkonsultasi dengan dokter andrologi agar proses pembuahan bisa berjalan baik.

"Kita lihat dulu keadaan dari testikelnya, apakah masih bisa menghasilkan sperma atau ada kerusakan sel-sel pembentukan spermanya atau kurang hormonalnya, jadi kita kerja sama dengan andrologi untuk memperbaiki spermanya," ucapnya.

Dari pihak istri, jika mengalami gangguan hormon atau PCOS (polycystic ovarian syndrome) disarankan untuk menjaga berat badan dan mengontrol tingkat kolesterol. Selain itu, jika ada gangguan gigi bolong dan keputihan sebaiknya diatasi agar setiap sumber infeksi bisa dikendalikan.

"Juga makanan dijaga, apalagi dengan yang PCOS butuh protein yang bagus, kalau diet mohon dietnya terkendali, konsultasi dengan dokter gizinya," kata dr Muharam.

Setelah kondisi badan aman, program bayi tabung baru dapat dijalankan.  Dr Muharam menjelaskan protein dibutuhkan untuk jalannya obat.

"Kalau kurang nggak bagus, kelebihan juga nggak bagus," ucap dokter di RSPUN dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini.

Dr Muharam mengatakan usia paling baik saat ingin menjalani bayi tabung adalah di bawah 35 tahun. Sebab, semakin muda, semakin bagus respons pembuahan dan kondisi sel telurnya.

"Kalau ibunya di atas 44 tahun, ada tindakan-tindakan atau penyakit-penyakit yang menimbulkan penurunan dari kemampuan untuk menerima rangsangan dari obat-obatan, jadi kadang-kadang sedikit sel telurnya jadi susah dirangsang," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler