Blinken: Saudi Bantu Ukraina tak Sebanding dengan Pemangkasan Produksi Minyak

AS nilai langkah Saudi bantu Ukraina tak sebanding dengan pemangkasan produksi minyak

AP Photo/Ronald Zak
AS sebut langkah Saudi bentu Ukraina sebagai hal positif tapi tak sebanding dengan keputusan OPEC+ yang memangkas produksi minyak
Rep: Fergi Nadira B Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada Rabu (26/10/2022), dukungan Arab Saudi terhadap resolusi PBB untuk mengecam Rusia dan memberikan bantuan ke Ukraina adalah langkah positif. Namun, menurut Blinken, langkah itu tidak mengimbangi keputusan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) plus negara sekutu memangkas produksi minyak.

Blinken mengatakan, keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak tidak memajukan kepentingan AS. Namun, justru semakin menyelaraskan kepentingan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah perang.

Dia mengatakan bahwa sejak keputusan itu, Saudi mendukung resolusi penting di PBB yang mengutuk agresi Rusia dan berkomitmen 400 juta dolar AS dalam bantuan kemanusiaan untuk Ukraina. Langkah itu adalah perkembangan positif.

"Jadi ini adalah perkembangan positif. Mereka tidak mengompensasi (untuk) keputusan yang dibuat oleh OPEC+ tentang produksi, tetapi kami mencatat itu," kata Blinken seperti dikutip laman Andolu Agency, Kamis (27/10/2022).

Blinken mengatakan, hubungan AS dengan kerajaan telah dibangun selama beberapa dekade, melalui banyak pemerintahan dan kepemimpinan yang berbeda di Arab Saudi. Blinken juga mengulangi posisi AS bahwa Washington akan mengevaluasi hubungan dengan Saudi.

"Dan saat kami melihat ke mana kami akan pergi, kami akan melakukannya dengan cara yang sangat musyawarah dengan berkonsultasi dengan anggota Kongres, seperti yang telah dikatakan Presiden, untuk memastikan hal ini: bahwa hubungan tersebut lebih mencerminkan kepentingan kami sendiri. Jadi kami mencari cara paling efektif untuk melakukannya," katanya.

Pada 5 Oktober, Arab Saudi, yang memimpin kartel OPEC+, memilih untuk mengurangi produksi minyak sekitar 2 juta barel per hari. Presiden AS Joe Biden telah secara vokal mengkritik keputusan kerajaan. AS memperingatkan konsekuensi yang akan datang tetapi tanpa memerinci sifat tanggapannya.

Di Gedung Putih, juru bicara John Kirby mengatakan, Dewan Keamanan Nasional sedang mencari opsi untuk dipertimbangkan Biden sebagai tanggapan atas sumpahnya untuk memaksakan konsekuensi terhadap Arab Saudi sebagai tanggapan atas pengurangan produksi minyak. Kirby mengatakan, kepada wartawan bahwa AS tidak ingin memutuskan hubungan AS-Saudi.

Langkah OPEC+ merusak rencana negara-negara Barat untuk mengenakan batasan pada harga ekspor minyak Rusia sebagai tanggapan atas perang Moskow di Ukraina. Beberapa anggota parlemen ingin AS menangguhkan penjualan senjata ke sekutu lama Timur Tengah itu.

Gedung Putih tidak memberikan batas waktu untuk menyelesaikan tinjauan kebijakan di Arab Saudi, dan Blinken juga tidak menawarkannya. Dia mengatakan pemerintah sedang berkonsultasi dengan anggota Kongres tentang masalah ini.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler