Anak Keracunan Etilen Glikol, Progres Gangguan Ginjal akan Secepat Ini

Waspada gangguan ginjal begitu frekuensi kencing anak berkurang.

Edi Yusuf/Republika
Petugas menunjukkan obat sirup yang boleh dikonsumsi saat melakukan sidak obat sirup di sebuah apotek di Jalan Buah Batu, Kota Bandung, Rabu (26/10/2022). Sebanyak 269 anak mengalami gangguan ginjal akut progresif setelah keracunan etilen glikol dari obat sirop.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak Tuty Rahayu mengingatkan para orang tua untuk rutin mengecek popok yang dikenakan balita sebagai langkah deteksi dini penyakit gagal ginjal akut. Ia mengingatkan bahwa progres gangguan ginjal berlangsung cepat.

"Yang sering lalai bila anak menggunakan popok bayi, sering kalau belum basah itu tidak diganti dan lupa cek sudah berapa jam anak buang air kecil," kata dr Tuty dalam acara Dokterku di Elshinta TV yang diikuti secara daring, di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Dr Tuty mengatakan bahwa para orang tua kerap baru mengganti popok anak setelah seharian beraktivitas, sehingga tidak mengetahui jumlah pasti dan frekuensi buang air kecil balita. Padahal, jumlah dan frekuensi buang air kecil merupakan gejala penting dari penyakit gagal ginjal.

"Produksi urine itu sebenarnya kalau anak itu kan aktif ya, dia harusnya sering minum dan kalau dia sering minum harusnya setiap enam jam sampai delapan jam sekali di siang hari buang air kecil," kata dr Tuty yang juga konsultan Pediatric Intensive Care Unit di RSUD Pasar Rebo, Jakarta.

Baca Juga


Andaikan volume kencing anak sedikit, orang tua sudah harus waspada. Apalagi, jika warna urinenya cokelat.

Gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal yang saat ini sedang terjadi peningkatan kasusnya di Tanah air, menurut dr Tuty, disebabkan oleh gangguan filtrasi atau penyaringan ginjal yang berlangsung secara mendadak. Fungsi penyaringan ginjal dapat terganggu jika jumlah zat-zat beracun yang ada di tubuh melebihi kapasitas.

Jika jumlah zat-zat beracun sudah melebihi kapasitas yang bisa dikeluarkan oleh ginjal, menurut Tuty, maka akan terjadi penyumbatan yang berakibat pada produksi urine atau buang air kecil yang sedikit. Penyebabnya pun beragam, namun untuk kasus saat ini, telah mengerucut pada obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Kasus gangguan ginjal akut misterius. - (Republika)


"Tanda-tanda awal yaitu satu jam pertama, misalnya, anak ini keracunan etilen glikol dalam kadar tertentu yang membuat dia toxic, anak akan mulai mengeluh, mulai lemas, terus mulai rewel, pusing pokoknya, tidak seperti biasanya," katanya.

 

Kemudian pada rentang waktu empat hingga 12 jam setelah keracunan EG, maka anak akan mulai merasakan keluhan terhadap buang air kecil yang sedikit. Napasnya pun mulai cepat hingga terjadi kejang.

"Kalau datang cepat, masih bisa kita tangani. Tapi kalau sudah berhari hari, itulah yang akhirnya racun itu sudah mengendap di ginjal dan sulit ditangani. Kalau selamat, itu ada sisanya," kata Tuty.

Gejala
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan bahwa gejala awal kasus gagal ginjal akut hampir sama dengan gejala umum penyakit lainnya seperti demam, diare, muntah, batuk, dan pilek. Namun, jika sudah terjadi penurunan drastis frekuensi dan jumlah buang air kecil anak, maka orang tua patut waspada dan segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

"Jika frekuensi urine sudah mulai berkurang, apalagi terjadi pembengkakan anggota tubuh hingga penurunan kesadaran, itu sudah terlambat. (Seharusnya), Begitu frekuensi pipis menurun itu perlu waspada," ujarnya.

Lebih lanjut, Widyastuti menjelaskan jika anak mengalami demam, maka orang tua harus mengonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terkait obat yang digunakan. Kemudian untuk obat bebas yang dapat dibeli bisa mengikuti anjuran.

"Ketika anak sakit berlanjut, segera datang ke dokter untuk diberikan pengobatan lebih lanjut yang sesuai, pantau gejala, pemeriksaan penunjang darah untuk melihat gangguan fungsi gejala. Lakukan kontrol berulang tiga sampai lima hari jika kondisi belum membaik," ucap dia.

Adapun tahapan gejala keracunan setelah tertelan obat yang mengandung etilen glikol (EG) sebenarnya terjadi kurang 24 jam. Dalam rentang waktu 30 menit hingga 12 jam, organ yang diserang adalah sistem saraf yang mengakibatkan lemas, muntah, kejang, dan ataksia (tidak seimbang).

Kemudian dalam waktu 12-24 jam akan menyerang jantung dan paru dengan gejala batuk, sesak, gangguan tekanan darah, dan gagal jantung. Lalu, pada rentang 24-72 jam, EG akan menyerang ginjal yang menyebabkan Buang Air Kecil (BAK) berkurang/tidak BAK sama sekali dan nyeri pinggang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler