WHO Bunyikan Alarm Kewaspadaan, Ada 19 Jamur yang Semakin Resisten Terhadap Obat

Infeksi 19 jamur yang sudah kian resiten terhadap antijamur belakangan semakin jamak.

AP/Andreea Alexandru
Staf medis merawat pasien Covid-19 di unit ICU di Institut Pneumologi Nasional Marius Nasta di Bucharest, Rumania, Rabu, 6 Oktober 2021. Candida auris dikenal sebagai jamur yang berkembang di area ICU dan mengintai di dalam selang oksigen selama masa pandemi. Jamur tersebut termasuk patogen yang resisten terhadap obat antijamur.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar patogen jamur yang berpotensi menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Jamur-jamur ini dianggap sebagai ancaman karena semakin resisten terhadap obat.

"Jamur-jamur ini menjadi semakin umum dan resisten terhadap terapi," jelas WHO, dikutip dari WebMD, Ahad (30/10/2022).

WHO mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada empat kelas obat antijamur yang tersedia. Selain itu, hanya ada sedikit kandidat obat antijamur yang sedang dalam tahap uji klinis.

WHO mencantumkan 19 jenis jamur ke dalam "daftar patogen jamur prioritas" mereka. Empat jenis jamur di antaranya masuk ke dalam kategori "critical" teratas. Berikut ini adalah keempat jenis superbug tersebut:

1. Cryptococcus neoformans merupakan jenis jamur yang bisa menginfeksi manusia bila terhirup melalui saluran pernapasan. Ini merupakan jenis jamur yang paling sering menginfeksi orang dengan masalah sistem imun.

2. Candida auris dikenal sebagai jamur yang berkembang di area ICU dan mengintai di dalam selang oksigen selama masa pandemi.

3. Aspergillus fumigates ialah jenis jamur yang umum terhirup oleh banyak orang dalam keseharian. Sebagian besar orang yang menghirup jamur ini tidak jatuh sakit. Namun, paparan jamur ini bisa berbahaya bagi orang-orang dengan penyakit paru atau gangguan sistem imun.

4. Candida albicans merupakan sejenis ragi (yeast) yang biasanya menyebabkan sariawan dan infeksi ragi pada vagina.

WHO mengungkapkan bahwa sebagian besar kelompok yang paling terdampak oleh ke-19 jamur patogen prioritas ini adalah orang-orang dengan masalah kesehatan tertentu. Sebagian di antaranya adalah penderita kanker, orang dengan HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, penderita penyakit pernapasan kronis, dan penderita infeksi tuberkulosis post primer.

Baca Juga


Sebagai tambahan, WHO mengatakan saat ini kejadian dan rentang geografis dari penyakit infeksi jamur mengalami perkembangan yang signifikan. Menurut WHO, perkembangan ini dipicu oleh beberapa faktor seperti meningkatnya kegiatan perjalanan dan perdagangan serta pemanasan global.

"Meski memunculkan kekhawatiran, perhatian dan sumber daya yang diberikan kepada masalah infeksi jamur masih sangat sedikit," kata WHO.

WHO menilai perlu adanya aksi yang terkoordinasi dari berbagai negara di dunia dalam menghadapi masalah infeksi jamur. Koordinasi ini diperlukan untuk meningkatkan pengawasan dan juga respons terhadap masalah-masalah infeksi jamur.

"Dimulai dengan memperkuat laboratorium penyakit jamur dan kapasitas pengawasan mereka, serta memastikan adanya akses yang layak terhadap kualitas terapi dan diagnostik yang sudah tersedia," ujar Director of AMR Global Coordination di WHO, Haileyesus Gethaun MD.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler