Wabah Kian Memburuk, Lebanon Segera Gulirkan Vaksinasi Kolera

Lebanon menerima kiriman 13 ribu dosis vaksin kolera dari Prancis.

AP Photo/Hussein Malla
Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad berbicara dalam konferensi pers tentang kasus kolera pertama, di Beirut, Lebanon, Jumat, 7 Oktober 2022. Abiad mengumumkan kasus kolera pertama di negara yang dilanda krisis itu dalam beberapa dasawarsa.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon menerima kiriman pertama vaksin untuk memerangi wabah kolera yang memburuk. Vaksin datang dari negara donor, Prancis, bersamaan dengan kritik tajam terhadap infrastruktur kesehatan masyarakat Lebanon yang tengah dilanda krisis tersebut.

Pada Ahad (30/10/2022) lalu, kasus kolera Lebanon telah mencapai 1.447. Sebanyak 17 orang meninggal sejak kasus pertama tercatat di negara itu pada September, kata Kementerian Kesehatan.

Lebanon telah bebas kolera sejak 1993, tetapi layanan publiknya menderita di bawah krisis ekonomi yang brutal selama empat tahun terakhir. Sementara itu, pertempuran di antara elite faksi negara itu telah melumpuhkan lembaga-lembaga politiknya.

Dilansir Middle East Monitor, Senin (31/10/2022), wabah kolera telah mencapai Beirut, tetapi pihak berwenang mengatakan sebagian besar kasus tetap terkonsentrasi di wilayah awal temuan kasus, yakni di kota Utara Bebnine. Di sana, otoritas kesehatan telah mendirikan rumah sakit darurat lapangan untuk menangani kasus penyakit yang biasanya menyebar melalui air, makanan, atau limbah yang terkontaminasi itu.

"Vaksin akan memainkan peran penting dalam membatasi penyebaran penyakit," kata Menteri Kesehatan, Firass Abiad, kepada wartawan di Ibu Kota saat mengumumkan gelombang pertama.

Baca Juga


Abiad tidak merinci jumlah vaksin yang sedang dalam perjalanan. Berdiri di sebelah Abiad, Duta Besar dari bekas kekuatan kolonial, Prancis, mengatakan pengiriman itu terdiri lebih dari 13 ribu dosis yang disumbangkan oleh pemerintahnya. Mereka mendesak pihak berwenang Lebanon untuk mengatasi penyebab wabah tersebut.

"Asal usul epidemi ini, di mana kesehatan masyarakat dipertaruhkan, juga harus ditangani. Wabah itu adalah gambaran baru dan mengkhawatirkan dari penurunan kritis dalam penyediaan akses publik ke layanan air dan sanitasi di Lebanon," kata Dubes Prancis Anne Grillo kepada wartawan.

Sebuah kasus di rumah sakit lapangan Bebnine, dua anak laki-laki duduk bersebelahan di satu tempat tidur rumah sakit. Sementara itu, seorang ibu menunggu dengan cemas untuk memastikan kemungkinan putranya, yang terbaring lemas di tempat tidur lain dan dirawat oleh dokter dan perawat, juga terjangkit penyakit tersebut.

Sementara itu, di dekatnya ada anak-anak Suriah di kamp pengungsi darurat bermain di air kotor yang tersumbat sampah dan limbah medis dan mengonsumsi air yang keluar dari pipa terbuka. Organisasi Kesehatan Dunia telah menghubungkan kembalinya kolera di Lebanon dengan wabah di negara tetangga Suriah, ke tempat penyebarannya dari Afghanistan, melalui Iran dan Irak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler