Kepada Erdogan, Putin Jelaskan Alasan Rusia Tangguhkan Kesepakatan Gandum

Rusia sebut kesepakatan koridor gandum digunakan untuk tujuan militer

ap/Alexandr Demyanchuk/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, berbicara kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Keduanya membahas tentang keberlangsungan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (1/11/2022). Mereka membahas tentang keberlangsungan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).

"Ada pertukaran pandangan rinci tentang isu-isu yang berkaitan dengan situasi saat ini yang melibatkan implementasi kesepakatan yang dicapai dengan partisipasi pihak Turki dalam ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam," kata layanan pers Kremlin, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Pada kesempatan itu, Putin menjelaskan kepada Erdogan tentang mengapa Rusia menangguhkan implementasi BSGI.

“Ditekankan bahwa rezim Kiev, dengan dukungan dari pelindung Baratnya, menggunakan koridor pengiriman kemanusiaan, yang dibuat untuk pengangkutan gandum Ukraina, untuk melakukan serangan terhadap infrastruktur dan kapal Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol, yang bertanggung jawab untuk memastikan operasi yang aman dari rute tersebut," kata Kremlin.


Baca juga : Lebih dari 6.500 Masjid di Pakistan Dipasangi Panel Surya

Putin pun menyampaikan tentang syarat untuk dimulainya kembali partisipasi Rusia dalam BSGI. “Penyelidikan menyeluruh atas insiden ini perlu dilakukan, dan juga menjamin jaminan nyata dari Kiev untuk mematuhi perjanjian Istanbul, khususnya, tidak menggunakan koridor kemanusiaan untuk tujuan militer. Hanya setelah itu akan dilakukan. mungkin untuk mempertimbangkan dimulainya kembali 'inisiatif Laut Hitam'," tulis Kremlin dalam rilis beritanya.

Kepada Erdogan, Putin turut mengutarakan tentang fakta bahwa bagian kedua dari paket perjanjian untuk membuka blokir ekspor produk pertanian Rusia dan pupuk ke pasar dunia belum dilaksanakan. Putin pun menekankan bahwa selama tiga bulan BSGI berlaku, tujuan untuk memastikan pengiriman makanan ke negara-negara yang paling membutuhkan berdasarkan prioritas belum tercapai.

"Dalam konteks ini, kesiapan Rusia untuk memasok sejumlah besar biji-bijian dan pupuk ke Afrika secara gratis telah dikonfirmasi," kata Kremlin.

Sebelumnya Erdogan memang telah dikabarkan akan menghubungi Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas tentang keberlangsungan BSGI. Erdogan hendak mengupayakan agar kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam yang melibatkan Moskow dan Kiev dapat dipulihkan. “Presiden kami akan berbicara dengan Putin dan Zelensky dalam beberapa hari mendatang. Kami yakin kami akan mengatasi ini. (Kesepakatan koridor gandum) menguntungkan semua orang,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada awak media, Selasa.

Pada Senin (31/10/2022), Erdogan sudah sempat menyampaikan bahwa dia akan berusaha mempertahankan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam. Hal itu bakal tetap dilakukan Erdogan meski ada keraguan dari Rusia.

Baca juga : Vladimir Putin Puji Keketuaan G20 Indonesia

Rusia telah memperingatkan tentang bahaya penerapan kesepakatan BSGI tanpa partisipasinya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, melanjutkan penerapan BSGI tanpa keterlibatan Rusia akan menimbulkan risiko.  “Dalam kondisi di mana Rusia berbicara tentang ketidakmungkinan menjamin keselamatan navigasi di wilayah ini, kesepakatan seperti itu hampir tidak mungkin. Itu mengambil karakter yang berbeda, jauh lebih berisiko, berbahaya,” ucap Peskov, Senin lalu.

Pada Sabtu (29/10/2022) pekan lalu, Rusia mengumumkan bahwa mereka menangguhkan penerapan BSGI. Penangguhan dilakukan setelah sejumlah kapal dan infrastruktur militer mereka di Sevastopol diserang pesawat nirawak (drone) Ukraina. Pada 22 Juli lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan koridor gandum di Istanbul. Perjanjian itu ditekan di bawah pengawasan PBB dan Turki.

Dengan perjanjian tersebut, Moskow memberi akses kepada Ukraina untuk mengekspor komoditas biji-bijiannya, termasuk gandum, dari pelabuhan-pelabuhan mereka di Laut Hitam yang kini berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Itu menjadi kesepakatan paling signifikan yang dicapai sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu.

Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 25 persen produksi gandum dan biji-bijian dunia. Sejak konflik pecah Februari lalu, rantai pasokan gandum dari kedua negara itu terputus. Ukraina tak dapat melakukan pengiriman karena jalur pengiriman dan pelabuhan-pelabuhan mereka berada di bawah kontrol Rusia. Sementara Moskow tak bisa mengekspor karena adanya sanksi Barat. Hal itu sempat memicu kekhawatiran bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan.
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler