Pejabat AS Khawatirkan Potensi Ancaman Iran ke Saudi

AS tidak akan ragu untuk membela kepentingan dan mitranya di kawasan.

AP/Reuters/FinancialTimes
Hubungan Arab Saudi-Iran
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Salah seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional AS mengkhawatirkan potensi ancaman yang dilakukan oleh Iran kepada Arab Saudi. Karena itu, pejabat tersebut mengatakan, militer Saudi dan AS terus menjalin komunikasi sebagai bentuk kewaspadaan.

"Kami tetap berhubungan terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi," kata seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional dalam surat elektronik yang dikirim ke Al Arabiya, dikutip pada Rabu (2/11/2022).

Bahkan pejabat itu menambahkan, AS tidak akan ragu untuk membela kepentingan dan mitranya di kawasan, Arab Saudi. The Wall Street Journal pertama kali melaporkan berita tentang ancaman Iran kepada Saudi.

Mengutip pejabat Saudi dan AS, WSJ melaporkan bahwa Arab Saudi, AS, dan negara-negara lain di Timur Tengah telah meningkatkan tingkat kewaspadaan untuk pasukan militer mereka. Associated Press kemudian mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan serangan Iran bisa terjadi segera atau dalam 48 jam.

Bulan lalu, kepala Korps Pengawal Revolusi Iran, Hossein Salami, mengancam Arab Saudi dan memperingatkan untuk berhati-hati. Salami mengklaim, Saudi telah memprovokasi protes antipemerintah yang telah mengguncang Iran dan rezimnya selama lebih dari sebulan.

Di sisi lain, hubungan AS dan Saudi mengalami ketegangan selama pemerintahan Joe Biden. Mantan pejabat sekaligus pejabat AS saat ini menilai pentingnya mempertahankan hubungan yang stabil dengan Saudi. Hubungan militer telah menjadi bagian penting dari aliansi strategis antara kedua negara. Diperkirakan 70 ribu warga AS tinggal atau bekerja di Saudi.

Setelah laporan muncul tentang ancaman Iran pada Selasa (2/11/2022) lalu, Senator Republik Joni Ernst mengkritik pemerintahan Biden. Ini mengingat ada sekitar 3.000 prajurit AS yang ditempatkan di Arab Saudi. Ernst menuduh Demokrat menganjurkan untuk menghapus unit pertahanan udara dan rudal.

"Mempertaruhkan nyawa warga AS dan pasukan kami," kata dia, yang menambahkan bahwa Arab Saudi adalah mitra keamanan Teluk yang lama dan itu tidak berubah.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler