Nggak Mau Stres Saat Siapkan Resepsi Pernikahan? Ini Saran Psikiater
Menyiapkan resepsi pernikahan dapat menjadi momen yang mendatangkan stres.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa persiapan resepsi pernikahan dapat menjadi momen yang membuat stres calon suami istri. Bagaimana cara melewatinya tanpa harus merasa tertekan?
Dokter spesialis kejiwaan (psikiater) dari Universitas Indonesia Zulvia Oktanida Syarif mengatakan pasangan calon pengantin harus saling berinteraksi dan berkompromi dengan baik. Sebab, saat mempersiapkan resepsi pernikahan, tak dipungkiri bahwa akan ada perbedaan pendapat.
"Biasanya, (stres) ini adalah dampak dari cara dua kepribadian itu berinteraksi. Saat orang ada di bawah tekanan, kepribadian aslinya keluar. Di situlah bagaimana kedua individu ini perlu saling berinteraksi dan berkompromi," kata Zulvia dalam acara bincang-bincang kesehatan yang digelar daring, diikuti dari Jakarta pada Kamis (3/11/2022).
Selain dengan pasangan, menurut Zulvia, penting juga untuk berinteraksi dan berkompromi dengan keluarga kedua belah pihak. Pasalnya di dalam dua keluarga yang berbeda tak menutup kemungkinan akan ada perbedaan, baik secara adat, agama, atau nilai-nilai tertentu yang diyakini.
Zulvia juga mengatakan bahwa saat mempersiapkan resepsi pernikahan perlu ada pembagian peran dan tugas. Misalnya, siapa yang akan mengatur hal-hal yang detail seperti urusan menu katering dan undangan, dan siapa yang mengatur urusan lain yang tak begitu rumit.
Tak hanya itu, Zulvia juga mengatakan bahwa kedua belah pihak tak perlu memaksakan diri untuk menggelar pesta besar jika tak memiliki anggaran yang besar. Tujuannya, agar tak menjadi masalah di kemudian hari yang bisa berdampak buruk terhadap kehidupan rumah tangga.
"Kita boleh punya harapan, cita-cita, tapi harus realistis. Kalau kita memaksakan diri, lalu tahu-tahu berhutang, itu akan jadi bumerang, bukannya happy malah mikirin bayar utangnya bagaimana. Meskipun memang ada hal-hal yang bisa kita upayakan karena ini sekali seumur hidup, pasti kita inginnya yang sempurna," ujar Zulvia yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Zulvia mengatakan bahwa hal yang paling penting adalah esensi dari sebuah pernikahan. Tak ada salahnya jika hanya mengundang keluarga dan sahabat-sahabat terdekat untuk merayakan momen kebahagiaan tersebut.
"Kalau memang harus dipangkas dari jumlah undangan atau dari sisi lain untuk (menyesuaikan) bujet ya enggak apa-apa, yang penting esensinya dapet," kata Zulvia.