Tren Gejala Covid-19 Terus Berubah, Seperti Apa Saat Ini?
Hadirnya varian baru membuat gejala Covid-19 juga kian berubah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan hadirnya varian-varian baru SARS-CoV-2, tren gejala Covid-19 yang muncul pun ikut mengalami perubahan. Beragam gejala Covid-19 yang dulu mendominasi, kini menjadi lebih jarang ditemukan.
Di saat varian Delta merebak pada 2021 misalnya, gejala-gejala Covid-19 yang muncul cenderung lebih berat dan menyerupai pneumonia. Hal ini terjadi karena varian Delta cenderung berkembang subur di sistem pernapasan bagian bawah.
Saat varian Omicron mulai mendominasi belakangan ini, tren gejala Covid-19 tampak mengalami perubahan yang signifikan karena varian ini lebih berkembang subur di sistem pernapasan atas. Menurut laporan dalam Infectious Disease Reports, gejala-gejala Covid-19 yang lebih sering muncul di tengah gelombang Omicron mirip seperti pilek.
Tren gejala ini tentu bisa kembali berubah di masa mendatang, mengingat virus SARS-CoV-2 terus berevolusi. Oleh karena itu, para peneliti terus memantau perkembangan gejala Covid-19 akibat varian baru, seperti varian XBC. Varian XBC merupakan varian hibrida dari gabungan Omicron dan Delta.
Selain varian virus, status vaksinasi juga tampak turut mempengaruhi kecenderungan gejala yang muncul pada pasien Covid-19. Tren gejala Covid-19 terkait status vaksinasi pasien ini terpantau melalui Zoe Health Study.
Seperti dilansir Fortune, Sabtu (5/11/2022), data dari studi tersebut mengungkapkan bahwa ada lima gejala Covid-19 yang paling banyak ditemukan pada pasien yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19. Kelima gejala tersebut adalah nyeri tenggorokan, hidung beringus, hidung tersumbat, batuk persisten, dan sakit kepala.
Pada pasien Covid-19 yang baru menerima satu dosis vaksin, gejala yang paling sering dikeluhkan sedikit berbeda. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala, hidung beringus, nyeri tenggorokan, bersin, dan batuk persisten.
Sedangkan pada pasien Covid-19 yang belum divaksinasi, gejala yang dikeluhkan mirip seperti pasien Covid-19 yang telah menerima satu dosis vaksin Covid-19. Akan tetapi, gejala bersin tergantikan dengan demam dan gejala nyeri tenggorokan lebih sering dikeluhkan dibandingkan hidung tersumbat.
Yang tak kalah menarik, studi ini juga menemukan bahwa gejala bersin lebih sering ditemukan pada pasien Covid-19 yang sudah divaksinasi daripada pasien Covid-19 yang tidak vaksinasi. Oleh karena itu, gejala bersin dinilai dapat menjadi alarm bagi orang-orang yang sudah divaksinasi.
"Bila Anda sudah divaksinasi dan tiba-tiba banyak bersin tanpa sebab, Anda perlu melakukan tes Covid-19, terutama bila Anda hidup atau bekerja di sekitar orang-orang berisiko," ujar tim peneliti Zoe Health Study.
Seiring waktu, para ahli menilai Covid-19 akan menjadi semakin mirip dengan flu musiman. Artinya, Covid-19 akan memunculkan gejala-gejala yang lebih ringan dan lonjakan kasusnya hanya akan terjadi pada periode waktu tertentu.
Akan tetapi, prediksi tersebut dianggap masih terlalu dini mengingat virus bisa terus berubah. Berkaitan dengan hal ini, masyarakat diminta untuk tetap mewaspadai penyebaran Covid-19.