AP I Pertimbangkan Ambil Alih Kelola Bandara Komodo

AP I berencana menggandeng partner strategis dalam mengelola Bandara Komodo.

Antara/Kornelis Kaha
Sejumlah petugas bandara berteduh di bawah atap Bandara Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT Ahad (19/1/2020). PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) saat ini tengah mempertimbangkan untuk mengambil alih pengelolaan Bandara Komodo, Labuan Bajo.
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) saat ini tengah mempertimbangkan untuk mengambil alih pengelolaan Bandara Komodo, Labuan Bajo. Sebelumnya pengelolaan bandara tersebut diputuskan dengan skema KPBU dan dimenangkan oleh Konsorsium Cardig Aero Service (CAS) namun pemenuhan biaya atau financial close belum terjadi katena pandemi Covid-10 sehingga menghambat pengembangan bandara tersebut. 

Baca Juga


“Khusus Bandara Komodo sedang dipertimbankan AP I sebagai pengelola. Kami ajukan permintaan untuk mengelola bandara di Labuan Bajo. Ini penting karena Labuan Bajo termasuk super prioritas,” kata Direktur Utama AP I Faik Fahmi di Gedung Kementerian BUMN Faik Fahmi, Senin (7/11/2022). 

Faik memastikan dalam pengelolaan Bandara Komodo akan menggandeng partner strategis namun belum difinalkan. Dia menuturkan, AP I masih menjajaki akan berkolaborasi dengan PT Astra Infrastruktur dan opsi mitra internasional.  

Dia menuturkan mitra strategis tetap dicari untuk melakukan pengembangan Bandara Komodo. “Ini baik beautifikasi dan penambahan kapasitas Bandara Komodo tidak hanya didukung partner finansial tapi juga didorong trafik,” jelas Faik. 

Faik menekankan modal investasi untuk mengembangan Bandara Komodo masih dihitung. Hanya daja, Faik mengatakan bagian yang paling penting adalah meningkatkan penambahan landasan pacu yang sudah diselesaikan Kemenhub dan beautifikasi terminal. 

“Tugas kita memperbagus lagi, butuh berapa tergantung diskusi kita dengan Kemenhub dan konsep yang disetujui seperti apa,” ucap Faik. 

Sebelumnya, Pengembangan Bandara Komodo Labuan Bajo sudah dilakukan dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Juli 2022. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan pengembangan bandara selanjutnya dapat melibatkan swasta.

“Pengembangan bandara ini masih menggunakan APBN. Tentu ke depan kita harapkan investor swasta turut mengembangkan bandara ini agar lebih baik dan lebih kompetitif,” kata Budi. 

Budi menjelaskan Bandara Komodo merupakan gerbang transportasi udara di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, yang secara konsisten terus dilakukan pengembangan. Perluasan bandara yang menempati wilayah seluas 114,1 hektare tersebut dilakukan dalam rangka mendukung potensi wisata di daerah yang menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata Bali Baru.

“Saat ini Bandara Komodo melayani pesawat jet narrow body. Panjang landasan pacu saat ini 2.650 meter, jika ditambah 100 meter akan bisa didarati pesawat wide body dan bisa menjangkau banyak negara,” tutur Budi.

Selain memperpanjang landasan pacu juga dilakukan beautifikasi gedung terminal seluas 1.500 meter persegi. Terminal tersebut deibangun dengan konsep tradisional atau kearifan lokal dengan motif songke mata ayam, namun tetap ada sentuhan modern.

Presiden Joko Widodo meminta fasilitas Bandara Komodo terus dikembangkan. Dengan begitu dapat didarati pesawat berbadan besar baik dalam negeri maupun pesawat dari mancanegara.

“Terminal sudah diperlebar, kalau penuh diperluas lagi. Runway masih kurang, kalau ditambah 100 meter lagi pesawat wide body bisa (mendarat). Kalau tidak bisa tahun ini, maksimal tahun depan bisa,” tutur Jokowi.

Jokowi memastikan berbagai infrastruktur telah dibangun dan akan terus dikembangkan di Labuan Bajo. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mensejahterakan masyarakat di NTT dan sekitarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler