Menpora Tegaskan Jokowi tak Intervensi KLB PSSI: tak Boleh Cawe-Cawe

FIFA bisa melarang aktivitas sepak bola Indonesia, seperti yang terjadi pada 2015.

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menpora RI, Zainudin Amali.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali menyatakan, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mempercepat pelaksanaan kongres luar biasa (KLB). Berdasarkan informasi yang diterimanya, PSSI akan menggelar kongres biasa untuk memilih komite pemilihan dan komite banding pada 7 Januari 2023.

Komite pemilihan dan komite banding akan bekerja layaknya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Setelah itu, beberapa bulan kemudian barulah digelar KLB.

"Jadi mereka yang akan menjalankan itu, kemudian ada beberapa bulan, ya diperkirakan sekitar Maret akan (KLB)," ujar Zainudin dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Selasa (8/11/2022).

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintah, lanjut Zainudin, tak akan mengintervensi pelaksanaan KLB tersebut. Pasalnya, pemerintah tak ingin Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) melarang aktivitas sepak bola Indonesia, seperti yang terjadi pada 2015.

"Posisi pemerintah sebagaimana yang sudah saya sampaikan dan itu arahan Bapak Presiden, kita tidak boleh intervensi, tidak boleh cawe-cawe. Kita tidak boleh masuk terlalu dalam karena kita tidak mau kejadian seperti 2015 kita dibanned," kata Zainudin.

Jika pemerintah mengintervensi pelaksanaan KLB, bukan tidak mungkin FIFA akan menjatuhkan sanksi yang lebih besar ketimbang pada 2015. Jokowi dan pemerintah ditegaskannya tak ingin mengulangi kejadian yang serupa.

"Kalau ini kena lagi, kita akan bisa lebih parah lagi dan sepak bola kita mati, kita akan dikeluarkan dari FIFA dan peringkat kita akan melorot. Makanya ada desakan untuk membekukan, saya kira pemerintah tidak akan lakukan itu karena kita sudah pernah lakukan itu," jelas Zainudin.

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan kembali menegaskan alasannya bersedia mempercepat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB). Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini mengatakan, dengan terhentinya kompetisi tentunya sangat berdampak terhadap sekitar 1.600 nasib pemain, pelatih, hingga orang-orang yang menggantungkan hidupnya dengan adanya pertandingan di stadion-stadion.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler