Aktivitas Masyarakat tak Bisa Dihentikan, Prokes Diperketat

Kegiatan dan aktivitas masyarakat di DIY saat ini sudah tinggi.

Republika/Wihdan Hidayat
Warga tanpa menggunakan masker saat berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta, Ahad (6/11/2022). Tren kasus Covid-19 di Yogyakarta beranjak naik memasuki November, dengan penambahan kasus di atas 100 setiap harinya. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan kembali, serta mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 seperti periode sebelumnya.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus terjadi di DIY, termasuk di Kota Yogyakarta. Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi mengatakan, pihaknya tidak dapat menghentikan aktivitas masyarakat meskipun kasus melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

Maka itu, penerapan protokol kesehatan (prokes) pun diperketat untuk mencegah kenaikan kasus yang semakin tinggi. Sumadi meminta masyarakat untuk disiplin menjalankan prokes.  

"Karena kita tidak bisa mandek, tapi kegiatan berjalan dengan prokes yang harus tetap dijaga. Harapan kami kasus bisa menurun," kata Sumadi di Yogyakarta, Kamis (10/11/2022).

Ia menekankan agar protokol kesehatan, terutama menggunakan masker, menjadi penting dalam menekan kasus Covid-19 yang saat ini terus naik. Saat ini, zona risiko Covid-19 di Kota Yogyakarta masuk kategori zona kuning atau risiko rendah.

"Kita harus menjalankan prokes ketat, seperti dalam setiap kegiatan bersama menggunakan masker," ujar dia.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, juga sudah menyebut tidak mungkin mengetatkan kembali aktivitas masyarakat. "Tidak mungkin kami akan (mengetatkan kembali aktivitas masyarakat), tapi itu semua kan naik semua, Indonesia naik semua bukan hanya Yogya saja," kata Sultan.

Sultan menuturkan, kenaikan kasus positif di DIY mencapai 10 kali lipat dalam waktu kurang dari satu bulan. Kabupaten Sleman tercatat menyumbang penambahan kasus positif tertinggi di DIY.

"Kan sudah 10 kali lipat, masyarakat tidak terasa (ada kenaikan kasus). Kami sudah menyelenggarakan rapat koordinasi dan Sleman selalu paling besar (dilaporkan menyumbang kasus positif), karena selalu sangat terbuka," ujar Sultan.

Kenaikan kasus ini terjadi karena aktivitas masyarakat di DIY saat ini sudah tinggi. Bahkan, kenaikan juga dikatakan terjadi mengingat pendatang yang banyak berdatangan ke DIY, salah satunya untuk aktivitas wisata.

"Begitu Jumat, Sabtu, Ahad sudah naik angkanya sedikit. Nanti turun lagi, tapi weekend lagi naik terus," jelas Sultan.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler