Dewan Eropa akan Angkat Perang Ukraina-Rusia di KTT G-20

Dewan Eropa mengkritik keras terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

EPA
Bendera Uni Eropa. Dewan Eropa akan mengangkat permasalahan Ukraina dan Rusia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Dewan Eropa akan mengangkat permasalahan Ukraina dan Rusia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia.

Baca Juga


"Saya akan hadir di KTT G20 secara langsung. Ada sejumlah isu prioritas yang akan diangkat oleh Dewan Eropa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia. Pertama, perang Ukraina-Rusia, peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan, dan perubahan iklim," ujar Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam keterangan pers di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11/2022).

Ia mengatakan Dewan Eropa mengkritik keras terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Perang Rusia di Ukraina mengancam ketahanan pangan dunia, pasokan energi, dan stabilitas dunia. "Agresi Rusia di Ukraina telah mengganggu ketahanan pangan dunia, pasokan energi dan stabilitas dunia," kata Michel.

Ia mengatakan Eropa bergantung pada Rusia untuk bahan bakar fosil. Karena itu, Eropa mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan. Untuk menyelesaikan krisis di Ukraina, ia meminta China untuk menekan Rusia agar menghentikan perang di Ukraina. "Kita sedang melakukan pendekatan dengan China. Penting untuk melakukan pendekatan China karena negara itu memiliki pengaruh yang besar terhadap Rusia," kata dia.

Terkait kerja sama, ia mengatakan Dewan Eropa menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak. "Kita akan mengangkat kerja sama yang saling menguntungkan. Penting bagi Eropa melakukan kemitraan yang saling menguntungkan satu sama lain," kata Michel.

Mengenai perubahan iklim, ia mengatakan pentingnya peningkatan aksi iklim untuk membantu tercapainya pengurangan emisi dari setiap negara. Semua negara harus bekerja sama untuk melakukan transisi ekonomi dan transisi energi.

Sebelumnya, negara-negara Uni Eropa (EU) mencapai kesepakatan yang mendukung aturan iklim yang lebih ketat. Kesepakatan yang lebih ketat itu akan menghilangkan emisi karbon dari kendaraan bermotor terutama roda empat pada 2035.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler