Pemilu Malaysia Dimulai, Antrean Pemilih Mengular
Warga Malaysia mulai memberikan suara pada Sabtu (19/11/2022) di pemilihan nasional
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Warga Malaysia mulai memberikan suara pada Sabtu (19/11/2022) dalam pemilihan nasional yang diperebutkan dengan ketat. Pemilihan kali ini akan menentukan apakah koalisi yang paling lama berkuasa di negara itu akan bangkit kembali setelah kekalahan elektoralnya empat tahun lalu.
Antrean panjang telah terbentuk di Ibu Kota Kuala Lumpur dan kota-kota lain ketika tempat pemungutan suara dibuka. Para pemilih bergegas untuk memberikan suara menjelang badai petir yang diperkirakan terjadi di beberapa wilayah.
Lebih dari 21 juta warga Malaysia berhak memilih 222 anggota parlemen di Parlemen federal dan perwakilan di tiga badan legislatif negara bagian. Komisi Pemilihan telah memperpanjang waktu pemungutan suara dari sembilan menjadi 10 jam, dengan hasil yang diperkirakan akan keluar pada sore hari.
“Saya hari ini memberikan hak saya sebagai warga negara untuk memilih perdana menteri yang dapat membawa stabilitas,” kata seorang dosen, Adib Omar, sambil antre untuk memilih.
Adib mengatakan pemimpin baru Malaysia harus bisa menyatukan berbagai ras dan memajukan negara. Sebagian besar jajak pendapat telah menempatkan Pakatan Harapan, atau Aliansi Harapan di bawah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim menjadi favorit. Akan tetapi dua lembaga penelitian telah meramalkan kemenangan bagi Barisan Nasional, atau aliansi Front Nasional, yang telah lama berkuasa, yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Sementara Perikatan Nasional, atau Aliansi Nasional, yang merupakan blok berbasis Melayu yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, dipandang sebagai kuda hitam.
Para kritikus memperingatkan proporsi pemilih yang tidak merata di daerah pemilihan dapat membuat UMNO semakin disukai. UMNO telah kehilangan suara populer dalam pemilihan sebelumnya tetapi masih memenangkan mayoritas di Parlemen karena sistem pemilihan yang condong memberikan kekuasaan kepada orang Melayu perdesaan atau pendukung tradisionalnya.
“Pilihan hari ini adalah antara bertahan dengan status quo atau memilih masa depan yang berbeda, dengan harapan (Aliansi) Harapan akan memperbaiki kehidupan,” kata pakar politik Asia Tenggara, Bridget Welsh.
Anwar menarik banyak orang saat dia melintasi negara dengan pesannya untuk perubahan. Ribuan orang meneriakkan slogan "Kita Bisa" pada kampanye hari terakhir.
“Saya sangat optimistis. Kami di sini untuk mengamankan kemenangan," ujar Anwar setelah memberikan suaranya pada Sabtu (19/11/2022).
Kritikus mengatakan kebijakan tindakan afirmatif yang memberikan hak istimewa mayoritas Melayu dalam bisnis, perumahan, dan pendidikan telah disalahgunakan untuk memperkaya elite, termasuk mengasingkan kelompok minoritas. Namun UMNO memperingatkan orang Melayu perdesaan, yang menjadi basis suaranya, tentang risiko dominasi ekonomi China jika oposisi menang. Etnis Melayu di Malaysia membentuk dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia, bersama dengan etnis Tionghoa dan India.